Jakarta, IDN Times - Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri mengatakan pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo terlalu memberhalakan investasi-investasi besar, terutama investasi asing. Misalnya seperti investasi untuk jalan tol, proyek kereta, smelter, dan sebagainya.
Padahal, menurutnya efek investasi selama ini, terhadap pertumbuhan ekonomi belum terlihat. Ditambah lagi, Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia terbilang masih tinggi. Sejak pemerintahan Jokowi atau pada periode 2015-2019, ICOR Indonesia berada di level 6,5. ICOR Indonesia yang tinggi menujukkan tingkat efisiensi yang masih rendah.
"Pemerintah hanya memberhalakan investasi yang besar-besaran. Ada satu yang terpenting yang terabaikan," kata Faisal dalam wawancara khusus dengan IDN Times.