Ilustrasi - Orang-orang menghadiri upacara penghormatan kepada para pembela Ukraina yang gugur, termasuk tentara yang tewas dalam pertempuran dengan pemberontak pro-Rusia di bandara Donetsk hari ini pada tahun 2015, di sebuah peringatan di dekat markas besar Kementerian Pertahanan di Kyiv, Ukraina, Kamis (20/1/2022). (ANTARA FOTO/Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS.)
Faktor geopolitik dapat berdampak positif pada harga emas, yang berarti nilai emas akan bergerak searah dengan ketegangan geopolitik. Karena emas dipandang sebagai aset safe haven, maka investor dapat beralih ke emas selama masa-masa sulit dalam upaya melindungi uang mereka.
Oleh karena itu, jika ada ancaman geopolitik, nilai emas dapat meningkat. Itulah yang terjadi pada kuartal pertama 2022, ketika konflik Rusia-Ukraina membantu emas naik 6 persen.
Meski begitu, faktor geopolitik mungkin bukan faktor sekuat yang dipikirkan banyak orang. Emas biasanya dikaitkan dengan ekonomi AS sehingga ketegangan di luar negara tersebut dan peristiwa lain mungkin tidak mempengaruhi nilai emas sekuat konflik internal atau kebijakan moneter di AS.
Investor cenderung membeli emas sebelum krisis terjadi dan kemudian menjualnya untuk mendapatkan keuntungan begitu situasi memburuk. Contohnya, harga emas dapat naik ketika ada rumor konflik yang akan terjadi, namun harga dapat stagnan atau bahkan turun setelah perang benar-benar pecah.
Terakhir, beberapa situasi geopolitik dipandang memiliki efek positif pada tatanan global, seperti aksi militer yang melindungi ekonomi AS. Dalam situasi seperti ini, investor mungkin tidak melihat peluang pada emas, sehingga mereka akan tetap bertahan dengan investasi yang berisiko lebih tinggi.