Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ford. (unsplash.com/fourfour_44)
Ford. (unsplash.com/fourfour_44)

Intinya sih...

  • Ford berhasil menjual 1,11 juta kendaraan di AS pada paruh pertama 2025, naik 6,6% dari tahun sebelumnya. Program insentif 0-0-0 dan produksi dalam negeri mendukung penjualan.

  • Ford mendukung tarif resiprokal AS meski akan merugi hingga 2 miliar dolar AS pada 2025 karena ketergantungan suku cadang impor.

  • Penjualan mobil di AS diproyeksikan mencapai rekor baru pada September 2025, didorong oleh peningkatan pembelian mobil listrik yang mencapai 12% dari pasar.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ford sukses mendongkrak penjualan di pasar dalam negeri pada paruh pertama 2025. Peningkatan penjualan mobil dari produsen asal Amerika Serikat (AS) tersebut didorong oleh tarif resiprokal kepada mobil-mobil impor di AS. 

Meski sukses di AS, Ford berencana memecat 1.000 pekerja di Koeln, Jerman pada awal 2026  imbas kurang lakunya mobil listrik buatannya di Eropa. Dengan itu, Ford akan mengurangi shift pekerja yang sebelumnya berlaku 2 shift menjadi 1 shift

1. Ford berhasil menjual 1,11 juta kendaraan

Logo Ford. (unsplash.com/cameramandan83)

Pada paruh pertama 2025, Ford sukses menjual 1,11 juta kendaraan di AS. Penjualan itu naik 6,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ford bahkan menjadi merek mobil terlaris di AS pada 2025. 

Selain itu, Ford juga menerapkan program insentif 0-0-0 pada musim panas yang berarti nol uang muka, nol persen bunga selama 48 bulan dan nol pembayaran dalam 90 hari kontrak pembelian. Insentif ini sukses membuat produk Ford laris keras di AS, dilansir The Street

Tak hanya itu, Ford juga memberikan 2 tahun perawatan mobil yang sudah termasuk penggantian oli dan rotasi roda. Ford juga memproduksi 80 persen kendaraannya di dalam AS yang membuatnya terhindar dari tarif. 

2. Ford dukung tarif resiprokal AS meski akan merugi

CEO Ford, Jim Farley mengatakan, perusahaannya akan mendukung kebijakan pemerintah AS untuk menetapkan tarif resiprokal. Meskipun perusahaannya mengalami kemungkinan akan merugi hingga 2 miliar dolar AS (Rp33,3 triliun) pada 2025.  

Kerugian ini disebabkan oleh ketergantungan Ford dari suku cadang impor. Maka dari itu, meskipun hampir 80 persen produksinya di AS, perusahaan ini tetap merugi karena terdampak tarif impor. 

“Sebagai produsen mobil terbesar di AS dan merek paling laku di AS pada paruh pertama 2025. Kami mendukung tarif ini. Kami menghargai kerja sama dengan pemerintah dalam kebijakan perdagangan,” ujar Farley. 

3. Penjualan mobil di AS akan mencapai rekor baru pada September 2025

Volkswagen. (unsplash.com/chrisosmond)

JD Power dan Global Data memublikasikan bahwa penjualan kendaraan baru di AS diproyeksikan naik 0,1 persen atau 1,23 juta unit pada September. Naiknya penjualan mobil ini didorong oleh kendaraan listrik yang menembus 12 persen dari segmen pasar di AS. 

“Penyumbang terbesar dari penguatan penjualan pada September ini adalah permintaan dri mobil listrik. Kredit pajak mobil listrik akan berakhir pada akhir bulan ini yang membuat banyak orang meningkatkan pembelian mobil listrik,” tutur Presiden Data Analisis JD Power, Thomas King. 

Menurut volumenya, penjualan mobil listrik di AS naik 27,5 persen per tahun. Sementara penjualan mobil konvensional diperkirakan mencapai 71,7 persen dari seluruh penjualan mobil atau naik 5 persen dibanding 2024. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team