Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Para pengunjung terlihat beristirahat di dalam Monas (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Para pengunjung terlihat beristirahat di dalam Monas (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times - Jari tangan Adi (43) tidak bisa berhenti menjumput camilan kacang dari bungkusnya di tengah area Museum Diorama di dalam Monumen Nasional (Monas). Dia dan ketiga anak serta istrinya duduk-duduk di tengah museum untuk sekadar meregangkan kaki dan beristirahat setelah terpapar teriknya sinar matahari di sekitar kawasan Monas, Kamis (11/4/2024) siang.

Duduk-duduk di tengah Museum Diorama bukan tujuan utama Adi dan keluarga pergi ke Monas pada momen libur Lebaran tahun ini. Adi ingin membawa keluarganya melihat Jakarta dari puncak Monas. Namun, sayangnya hal itu gagal terealisasi hari ini.

"Saya sama keluarga dari Bogor, datang jam 12 niatnya mau ke puncak Monas, tapi sayang tiketnya abis. Jadi begini deh, cuma duduk-duduk di sini (Museum Diorama)," kata Adi kepada IDN Times.

Adi pantas kecewa. Sebagai bapak, dia tidak bisa menunaikan janji kepada tiga buah hatinya melihat Jakarta dari puncak Monas.

"Akhirnya cuma di museumnya aja. Padahal mau ajak keluarga lihat Jakarta dari puncak Monas," ujarnya.

1. Rebahan di museum dalam Monas

Para pengunjung terlihat rebahan di bagian dalam Monas (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Bukan hanya Adi yang kecewa, Joni (44) juga kepalang frustrasi karena gagal menuju puncak Monas hari ini. Dia yang datang dari Bekasi bersama keluarga besarnya pada libur Lebaran hanya bisa melihat sejarah Indonesia di Musuem Diorama.

Selain itu, dia dan banyak pengunjung lain menjadikan area tengah museum sebagai tempat rebahan. Rasa lelah dan kecewa membuat Joni dan banyak pengunjung lain melepas penat di area museum.

"Dari Bekasi niatnya mau ke puncak Monas, tapi gak bisa. Sudah datang dari jam 1 bareng keluarga. Kami sih sering ke Monas pas libur Lebaran, pas libur Tahun Baru, tapi belum kesampean naik sampai puncak," ucap Joni seraya meninggalkan area museum untuk mengajak sang anak bermain di sekitar kawasan Monas.

Pantauan IDN Times, ada pengunjung yang menggelar tikar untuk bisa tidur di Museum Diorama Monas. Ada juga pengunjung yang makan bersama, sekadar duduk-duduk, dan juga mengunjungi sejumlah diorama demi memenuhi pengetahuan akan sejarah Republik Indonesia.

2. Kuota pengunjung ke Puncak Monas dibatasi

Pengunjung kawasan Monas pada libur Lebaran, Kamis (11/4/2024) (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Unit Pengelola Kawasan (UPK) Monas memang membatasi pengunjung yang bisa ke Puncak Monas. Hal itu dilakukan agar bagian Puncak Monas atau Tugu Monas bisa tetap terjaga dan untuk mencegah hal tidak diinginkan terjadi.

"Untuk kawasan (Monas) tidak ada batasan pengunjung, sedangkan untuk tugu (puncak) sampai pukul 18.00 WIB kuotanya 1.800 orang. Untuk (Museum) Cawan & Diorama tidak dibatasi," ucap Kepala UPK Monas, Muhammad Isa Sarnuri.

Pihak UPK Monas langsung mengumumkan informasi lewat pengeras suara ketika kuota pengunjung yang bisa ke Puncak Monas habis. Hal itu dilakukan guna mencegah lebih banyak pengunjung yang merasa kecewa dan merasa sia-sia datang ke Monas.

3. Kawasan Monas dikunjungi lebih dari ribu orang hari ini

Pengunjung Monas pada libur Lebaran, Kamis (11/4/2024) (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Sebelumnya, jumlah pengunjung Monas sejak pukul 14.00 hingga 16.00 WIB, melebihi 8 orang.

"Jumlah pengunjung kawasan Monas hari ini dari jam 2 sampai 4 sore 8.534 orang dengan rincian dewasa 5.984 orang, anak-anak 2.499 orang, dan wisatawan mancanegara 51 orang," kata Isa.

Adapun dalam periode tersebut, UPK Monas mencatat wisatawan mancanegara (wisman) yang datang berkunjung datang dari 12 negara berbeda.

Data UPK Monas menunjukkan wisatawan asal China mendominasi kunjungan ke Monas, yakni sebanyak 14 orang. Kemudian disusul Belanda sebanyak 7 orang, dan Jepang serta Jerman masing-masing 5 orang.

Berikut ini rincian 51 orang wisman yang berkunjung ke Monas hari ini:

  • Brazil: 2 orang
  • China: 14 orang
  • India: 4 orang
  • Italia: 3 orang
  • Jerman: 5 orang
  • Belanda: 7 orang
  • Australia: 4 orang
  • Korea: 4 orang
  • Jepang: 5 orang
  • Belgia: 1 orang
  • Pakistan: 1 orang
  • Arab Saudi: 1 orang.

Editorial Team