Livery masker pesawat Garuda Indonesia (Dok.Garuda Indonesia)
Di tengah segala krisis yang terjadi, Garuda Indonesia nyatanya masih tetap bisa menorehkan hal positif. Perusahaan dengan kode saham GIAA tersebut berhasil mencatat pendapatan sebesar 1,4 miliar dolar AS atau Rp20,2 triliun untuk keuangan tahun buku 2020.
Irfan menyampaikan, pendapatan 1,4 miliar dolar AS Garuda disumbang dari pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 1,2 miliar dolar AS, penerbangan tidak berjadwal 77 juta dolar AS dan pendapatan lainnya sebesar 214 juta dolar AS.
Garuda Indonesia juga mencatatkan penurunan beban operasional penerbangan sebesar 35,13 persen menjadi 1,6 miliar dolar AS dibandingkan 2019 lalu yang sebesar 2,5 miliar dolar AS.
Hal tersebut ditunjang oleh langkah strategis efisiensi biaya, yang salah satunya melalui upaya renegosiasi sewa pesawat maupun efisiensi biaya operasional penunjang lainnya yang saat ini terus dioptimalkan oleh Perusahaan.
"Melalui upaya tersebut, saat ini Garuda Indonesia berhasil melakukan penghematan beban biaya operasional hingga 15 juta dolar AS per bulannya," kata Irfan melalui keterangan tertulis, Jumat (16/7/2021).