Dalam sektor pangan, forum juga mendorong kelompok kerja pertanian dan industri berbasis agro. Pokja ini bertujuan mengidentifikasi kolaborasi lintas sektoral untuk mengurangi kerugian pascapanen.
Agus mengatakan pokja tersebut akan berkolaborasi mengurangi limbah makanan dan memastikan ketersediaan dan aksesibilitas input pertanian untuk mencapai keamanan dan ketahanan pangan di subregional.
“Selain itu, kelapa sawit merupakan salah satu produk strategis di subregional ini, sehingga perlu menggali potensi kerjasama dalam mengembangkan dan mempromosikan komoditas unggulan ini,” jelas Menperin.
Agus menambahkan, subregional IMT-GT juga berpotensi besar untuk mengembangkan ekonomi halal. Sehingga, pokja produk dan layanan halal didorong untuk memfasilitasi sertifikasi halal dan memanfaatkan inovasi berbasis digital dan sains dalam memajukan industri halal subregional.
"Para pelaku industri juga perlu difasilitasi untuk menembus pasar halal baru dan memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mengangkat subregional menjadi halal hub global."
Pada sektor pariwisata, IMT-GT menyerukan upaya bersama para pemangku kepentingan untuk terus menghidupkan kembali pembangunan sosial dan ekonomi di subregional ini. Penyebabnya adalah kunjungan wisatawan mancanegara pada subregional turun drastis menjadi 0,5 juta orang pada tahun 2021 yang merupakan rekor terendah di sektor pariwisata.
Oleh karena itu, pokja pariwisata juga didorong untuk mengoptimalkan upaya pemulihan pariwisata dengan menjalankan proyek-proyek yang memiliki dampak besar dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan keselamatan.