Jakarta, IDN Times - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyoroti pertumbuhan ekonomi domestik pada kuartal-III 2021 yang ada pada angka 3,51 persen. Menurut Ekonom INDEF, Rizal Taufikurahman, pertumbuhan tersebut tidak bisa menjadi acuan perekonomian masyarakat dalam situasi dan kondisi baik-baik saja.
Hal itu disebabkan pertumbuhan ekonomi 3,51 persen secara year on year (yoy) tidak disebabkan oleh tingginya angka konsumsi masyarakat atau rumah tangga.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 1,03 persen yoy pada kuartal-III 2021 atau lebih rendah dari capaian kuartal-II 2021 sebsar 5,96 persen yoy.
Sebaliknya, kinerja ekspor tercatat tetap tinggi, yakni 29,16 persen yoy dan impor pada kuartal-III 2021 sebesar 30,11 persen yoy.
"Pertumbuhan itu banyak ditopang perdagangan, ekspor, dan impor. Harapannya padahal kalau kita ingin melihat sistem ekonomi suatu negara biasanya kita melihat konsumsinya, karena konsumsi itu kontribusinya pembentukan PDB atau pertumbuhan ekonomi sebesar 65 persen, tapi ini justru ditopang perdagangan luar negeri," kata Rizal dalam webinar bertajuk 'Bagaimana Nasib Ekonomi Indonesia di Tahun 2022?', Jumat (24/12/2021).