Jakarta, IDN Times - PT Bio Farma (Persero) atau Biofarma telah memproduksi delapan dari 14 vaksin yang dibutuhkan dunia. Tercatat, perusahaan pelat merah itu telah mengekspor vaksin ke 153 negara.
“Biofarma merupakan BUMN paling global, sudah ekspor vaksin ke 153 negara, 60 persen jalur Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sisanya bilateral," kata Wakil Direktur Biofarma, Soleh Udin Al-Ayubi, dikutip Jumat, (15/12/2023).
Sejak 1997, 12 produk vaksin Biofarma telah mendapatkan pengakuan prakualifikasi (PQ) dari World Health Organization (WHO). Biofarma mengekspor sekitar 3,5 miliar dosis vaksin per tahun. Dari ekspor tersebut, sekitar 700 juta masyarakat mendapat vaksin Biofarma setiap tahunnya.
"Tiap tahun digunakan oleh 700 juta masyarakat secara global," ujar Soleh.
Soleh mengatakan, salah satu produk unggulan Biofarma adalah vaksin polio atau nOPV2. Setiap tahunnya, Biofarma memproduksi lebih dari 500 juta dosis vaksin nOPV2.
Vaksin polio Biofarma digunakan di 163 negara. Bahkan, 70 persen vaksin polio di dunia berasal dari produksi Biofarma.
Adapun negara-negara pengguna vaksin nOPV2 dari Biofarma sebagian besar dari Benua Afrika, di antaranya Aljazair, Kamerun, Kongo, Djibouti, Ethiopia, Gambia, Ghana, Nigeria, Senegal, dan Uganda. Di benua Eropa, penggunanya adalah Israel dan Ukraina, sedangkan di Timur Tengah meliputi Mesir, Iran, Somalia, serta Yaman.
“Sebagai bangsa, kita harus bangga terkait dengan pencapaian tersebut dan harus selalu didengungkan. Sebagai contoh, vaksin polio yang diproduksi oleh Biofarma telah digunakan di 163 negara. Sebanyak 70 persen penggunaan vaksin polio global berasal dari Biofarma," kata Soleh.
Selain vaksin polio, Biofarma juga mengekspor vaksin Hepatitis B, TT, TD, serta unggulan lainnya. Menurut dokter dan konsultan nutrisi, Andira Utami, masifnya produksi vaksin Biofarma tersebut membuktikan industri kesehatan Indonesia kini makin maju.
"Kami para dokter dan penggiat kesehatan sangat menghargai pemerintah yang mau terbuka untuk berdiskusi dan berkolaborasi untuk membantu kesehatan Indonesia," ujar Andira.