Petugas medis dengan pakaian pelindung menerima pasien di Pusat Konferensi dan Pameran Internasional Wuhan, yang diubah menjadi rumah sakit sementara bagi pasien dengan gejala ringan akibat virus corona, di Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok (ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS)
Xiao Qian juga menyatakan bahwa negaranya telah bersikap terbuka dan transparan sejak awal merebaknya pandemi. Mereka juga telah bekerja sama secara ilmiah dan bertanggung jawab dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan masyarakat Internasional untuk memerangi pandemik.
“Kami menjadi negara pertama yang melaporkan kasus ke dunia. Tiongkok pada waktu pertama melakukan penyelidikan epidemiologi, mengidentifikasi patogen, dan mempublikasikan informasi penting termasuk urutan genom virus. Tindakan semua ini membunyikan lonceng peringatan di seluruh dunia,” jelasnya.
“Kami menyelenggarakan lebih dari 100 konferensi video dengan para ahli dari negara lain, membuka pusat pengetahuan online untuk berbagi pengalaman pencegahan dan pengendalian COVID-19 dengan semua negara, dan menerbitkan 8 versi terbaru dari diagnosis dan solusi perawatan, 7 versi terbaru dari protokol pencegahan dan pengendalian, untuk berbagi pengalaman dengan negara lain tanpa reservasi,” terangnya.
Ia menambahkan bahwa negaranya telah meluncurkan kampanye kemanusiaan darurat global terbesar sejak berdirinya Tiongkok dengan memberi bantuan kepada lebih dari 150 negara dan 10 organisasi internasional, mengirim 36 tim medis ke 34 negara yang membutuhkan bantuan, dan memberikan dana kepada WHO dan Rencana Tanggap Kemanusiaan Global PBB.
“Kami memanfaatkan keuntungan sebagai produsen persediaan medis terbesar. Sampai akhirnya tahun 2020, kami menyediakan lebih dari 220 miliar masker, 2,25 miliar pakaian pelindung dan 1,02 miliar alat uji kepada berbagai negara seluruh dunia, sehingga menjamin produksi dan pasokan medis global,” katanya.