Terdakwa kasus dugaan korupsi pengelolaan keuangan dan dana investasi PT Asuransi Jiwasraya Benny Tjokrosaputro saat jeda sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (5/8/2020) (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Bersih-bersih BUMN telah menjadi fokus Erick Thohir sejak pertama kali menjabat sebagai Menteri BUMN.
Penanganan kasus PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Asuransi Jiwasraya (Persero), PT ASABRI (Persero), korupsi dana pensiun BUMN, dan lain-lain menjadi buktinya.
Bersih-bersih di Garuda Indonesia diawali dengan pemecatan I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara dari posisi Dirut. Pemecatan itu merupakan buntut penyelundupan onderdil Harley Davidson keluaran tahun 1972 serta dua sepeda Brompton.
Lalu, pada 2022, Erick melaporkan korupsi Garuda Indonesia ke Kejaksaan Agung (Kejagung). Korupsi itu berkaitan dengan pembelian pesawat ATR 72 seri 600.
Adapun penanganan kasus megakorupsi Jiwasraya di jalur hukum dengan penetapan Benny Tjokrosaputro (Bentjok) sebagai terdakwa dilaksanakan seiringan dengan restrukturisasi polis Jiwasraya.
Pada 16 Maret 2020, pemerintah mendirikan Indonesia Financial Group (IFG) melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 Tahun 2020. PP itu mengubah PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau BPUI (Bahana) sebagai BUMN Holding Perasuransian dan Penjaminan.
Pada 22 Desember 2020, Erick Thohir melaporkan kasus korupsi ASABRI ke Kejaksaan Agung. Laporan itu disampaikan berdasarkan hasil audit investigasi dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Korupsi ASABRI terjadi pada pengelolaan keuangan dan dana investasi periode 2012 - 2019. Negara diprediksi rugi Rp23,7 triliun atas kasus tersebut.
Kasus korupsi dana pensiun BUMN sendiri sudah terendus oleh Erick Thohir sejak 2021 dan bersih-bersih mulai dilakukan sejak awal 2023.
Pada 10 Mei 2023, Erick membeberkan dari total 48 Dapen BUMN, sebanyak 31 Dapen dalam kondisi memprihatinkan, dengan nominal dana yang terhimpun sebesar Rp9,8 triliun.
Kemudian, pada 25 Mei 2023 lalu, dia mengatakan dana tersebut tak sepenuhnya terindikasi korupsi, tapi ada juga yang terindikasi salah investasi.
Erick Thohir juga melakukan bersih-bersih pada BUMN karya, dengan mencanangkan konsolidasi tujuh BUMN karya menjadi tiga perusahaan.