Ilustrasi kegiatan masyarakat di Mal (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Dengan rentetan kejadian sejak awal tahun, Roy masih berharap ada pemulihan ekonomi. Terlebih Pemprov DKI memutuskan tidak memperpanjang PSBB transisi. Meski begitu ia masih pesimis karena tidak adanya hari besar atau perayaan hingga jelang akhir tahun yang dapat dijadikan momentum masyarakat membeli pakaian.
"Harapan kita awal Juli sudah beroperasi. Agustus-September biasanya under perorm karena gak ada musim, gak ada hari perayaan agama atau event. November-Desember baru meningakat karena ada kebijakan seperti stimulus dari pemerintah," katanya.
Sehingga, dia memprediksi pertumbuhan ritel secara keseluruhan hanya bisa tumbuh 3-3,5 persen atau turun 50 persen dari tahun lalu sebesar 8-8,5 persen. Karena ritel terdiri dari pangan dan sandang, maka angka ini bisa lebih memprihatinkan.
"Ritel pangan tetap mendominasi dari pertumbuhan ritel, bisa 55 persen. Kalau pertumbuhan tahun ini 3 persen, ritel sandang hanya 1,5-1,6 persen," ucap Roy.