Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bawang merah. (IDN Times/Trio Hamdani)
Ilustrasi bawang merah. (IDN Times/Trio Hamdani)

Intinya sih...

  • Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai kenaikan harga pangan di pasar domestik yang berpotensi berdampak pada inflasi.
  • Harga beberapa bahan makanan strategis mengalami kenaikan signifikan pasca perayaan Idul Fitri dan menjelang Idul Adha.
  • Harga beras cenderung mengalami penurunan, namun pemerintah tetap waspada terhadap tekanan pada bahan makanan yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pemerintah mewaspadai peningkatan harga pangan di pasar domestik yang berpotensi berdampak pada inflasi.

Meskipun terjadi penurunan kontribusi inflasi dari makanan yang rentan terhadap fluktuasi harga (volatile food) dari 10,3 persen menjadi 9,6 persen terhadap Consumer Price Index (CPI), namun kenaikan harga komponen makanan tersebut masih lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.

CPI atau Indeks Harga Konsumen adalah ukuran statistik yang mengukur perubahan rata-rata harga sekelompok barang dan jasa konsumsi yang dipilih oleh rumah tangga.

“Dari sisi domestik kita mewaspadai karena harga-harga pangan meningkat yang menyumbangkan kepada inflasi,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN edisi Mei 2024, Senin (27/5/2024).

1. Kenaikan harga pangan menekan daya beli masyarakat

Masyarakat berbelanja kebutuhan Lebaran di Pasar BK Simongan Semarang, Senin (8/4/2024). (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Sri Mulyani mengungkapkan bahwa harga beberapa bahan makanan strategis mengalami kenaikan yang signifikan pasca perayaan Idul Fitri dan menjelang Idul Adha.

Dia mencatat harga bawang merah naik 29 persen, telur ayam 8,1 persen, daging ayam 6,5 persen, bawang putih 12,9 persen, gula pasir 6,1 persen, minyak goreng 5,4 persen, dan daging sapi 0,2 persen.

“Dan ini tentu akan menyebabkan tekanan kepada daya beli masyarakat,” ujarnya.

2. Harga beras yang sempat meroket sudah mulai melandai

Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengecek stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur (Jaktim), Kamis (15/2/2024). (dok. Bapanas)

Sementara itu, harga beras yang sebelumnya menjadi perhatian, kini cenderung mengalami penurunan. Dia menyatakan kenaikan harga beras sepanjang tahun hingga saat ini (year-to-date) mencapai 2,6 persen.

“Harga beras yang kemarin sempat menjadi sorotan, sudah cenderung mengalami penurunan,” jelas Sri Mulyani.

3. Sri Mulyani waspadai perlambatan konsumsi masyarakat

Masyarakat berbelanja kebutuhan Lebaran di Pasar BK Simongan Semarang, Senin (8/4/2024). (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Pemerintah berupaya menjaga stabilitas harga sebagai salah satu langkah untuk mempertahankan daya beli masyarakat. Namun, dia juga mengingatkan akan tekanan yang terjadi pada beberapa bahan makanan yang perlu diwaspadai, yang diperkirakan akan mempengaruhi konsumsi rumah tangga.

Meskipun terdapat optimisme dari masyarakat terkait peningkatan indeks konsumsi yang masih relatif terjaga dan tinggi, serta tren positif yang ditunjukkan oleh Mandiri Spending Index, namun penjualan riil mengalami penurunan tajam sebesar 0,1 setelah Maret yang lalu.

“Kita lihat penjualan riil mengalami pertumbuhan yang menurun tajam di 0,1 sesudah bulan Maret yang lalu, kita lihat adanya kenaikan level yang cukup tinggi growth-nya,” tambah Sri Mulyani.

Editorial Team