Jakarta, IDN Times - Harga emas global mencapai rekor tertinggi 3.595 dolar Amerika Serikat (AS) per troy ounce, dipicu ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve AS yang memberikan angin segar bagi sektor pertambangan emas Indonesia. Kondisi ini membawa implikasi positif bagi pasar domestik, dengan potensi masuknya aliran modal ke Indonesia.
Sektor emas dan saham-saham intensif modal menjadi sorotan karena diperkirakan akan mendapat keuntungan dari penurunan suku bunga. Untuk diketahui, emas menjadi instrumen yang paling disorot di pasar global.
Harga emas bahkan telah menembus rekor baru di 3.595 dolar AS per troy ounce seiring meningkatnya permintaan safe haven. Penguatannya didorong oleh kombinasi risiko kebijakan tarif Trump, isu independensi The Fed, serta pelemahan data ketenagakerjaan AS.
Nonfarm Payroll (NFP) Agustus hanya +22k (vs konsensus 75k) dengan pengangguran naik ke 4,3 persen, tertinggi sejak 2021. Kondisi ini mendorong repricing agresif terhadap kebijakan moneter AS, yakni probabilitas pemangkasan 25 bps September naik ke 89 persen, bahkan peluang pemangkasan 50 bps kini terbuka menjadi 11 persen.