Ilustrasi Minyak dan OPEC (IDN Times/Arief Rahmat)
Dilansir dari OilPrice, ada optimisime harga minyak bisa kembali naik. Ditandai dengan meningkatnya permintaan minyak Tiongkok ke sekitar 13 juta barel per hari -naik 90 persen sejak awal pandemik virus corona- serta efek pemotongan produksi oleh organisasi negara pengekspor minyak, Rusia, dan produsen lainnya, yang dikenal sebagai OPEC+.
Namun optimisme itu bisa berubah menjadi pesimisme. Jumat kemarin pemerintah Tiongkok mengatakan bahwa mereka tidak akan menawarkan target pertumbuhan PDB untuk tahun 2020, dengan adanya tantangan serius ekonomi karena ketidakpastian besar akibat COVID-19. Pemerintah Tiongkok juga menolak untuk melakukan stimulus besar-besaran.
Alasan kedua adalah meningkatnya ketegangan antara AS dan Tiongkok juga membebani pasar global. Karena alasan politik, kepemimpinan di kedua negara menyalahkan yang lain untuk kasus virus corona.
Pertengkaran itu bisa memicu lebih banyak konflik, mungkin mengungkap kesepakatan perdagangan "fase 1" atau memicu beberapa pembalasan perdagangan lainnya.