Ilustrasi Industri Minyak (IDN Times/Arief Rahmat)
Dijelaskan oleh Kementerian ESDM, berdasarkan laporan IEA bulan Januari 2023, permintaan minyak mentah dunia di 2023 diproyeksikan akan meningkat sebesar 1,9 juta barel per hari menjadi 101,7 juta barel per hari.
Dalam laporan OPEC Januari 2023, proyeksi permintaan minyak mentah dunia naik sebesar 0,16 juta barel per hari menjadi 101,04 juta barel per hari dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya.
IHS Markit, dalam Laporan Januari 2023, juga memproyeksikan permintaan minyak mentah dunia tahun 2023 naik 0,8 juta barel per hari menjadi 2,5 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.
Kemudian, berdasarkan Laporan Mingguan EIA (U.S. Energy Information Administration), terdapat penurunan stok, terutama stok produk minyak Amerika Serikat pada Januari 2023, yaitu stok Distillate turun sebesar 3,5 juta barel menjadi 115,3 juta barel dibandingkan bulan sebelumnya.
“Selain itu, membaiknya perekonomian AS yang diindikasikan dengan rata-rata pertumbuhan GDP periode Oktober 2022-Januari 2023 sebesar 2,9 persen dan angka pengangguran mingguan AS di bulan Januari 2023 lebih rendah dibandingkan proyeksinya,” demikian dikutip dari exsum tersebut.
Dijelaskan lebih lanjut, peningkatan harga minyak juga disebabkan laporan Dana Moneter Internasional (IMF) bulan Januari 2023, di mana proyeksi pertumbuhan ekonomi 2023 naik 0,2 persen dibandingkan proyeksi sebelumnya menjadi 2,9 persen.
Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh terus meningkatnya permintaan produk minyak mentah seperti gasoline, kerosene dan diesel di India serta meningkatnya utilitas kilang di Singapura dan Taiwan.