Jakarta, IDN Times - Pengamat penerbangan, Alvin Lie tidak yakin penurunan harga tiket pesawat rute domestik akan membuat maskapai merasa senang. Hal itu disebabkan banyak komponen dalam harga tiket pesawat yang didiskon dan membuat maskapai rugi.
Pemerintah menurunkan harga tiket pesawat domestik sebesar 10 persen selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 mulai 19 Desember 2023 hingga 3 Januari 2024. Harga tiket pesawat yang turun tersebut bisa terjadi dengan memotong tarif fuel surcharge, tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) atau Passenger Service Charge (PSC), dan Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan, Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U), serta diskon avtur.
Alvin mencontohkan, diskon harga avtur tidak akan berkontribusi tinggi bagi pengeluaran maskapai. Avtur sendiri berkontribusi terhadap 40 persen harga tiket pesawat dan diskon Pertamina yang kemungkinan mentok di 5 persen hanya berkontribusi terhadap dua persen pengeluaran maskapai.
"Saya tidak yakin ini akan membuat airline happy, pendapatannya turun, fuel surcharge turun dari 10 persen menjadi 2 persen itu turun 8 persen, sedangkan untuk biayanya, biaya operasi dari avtur itu hanya turun 2 persen. Jadi, airline ini masih tekor sekitar 6 persen," tutur Alvin kepada IDN Times, dikutip Selasa (3/12/2024).