ilustrasi paylater (IDN Times/Aditya Pratama)
Bahkan survei menemukan hasil, sebanyak 69,6 persen Gen Z menyatakan paylater memungkinakn mereka untuk melakukan pembelian barang yang lebih ceroboh atau membeli barang yang tidak dibutuhkan.
Selanjutnya 95,7 persen menyatakan kekhawatirannya, bahwa paylater dapat menyebabkan berlebihan dalam berbelanja. Sementara itu, untuk responden yang tidak menggunakan paylater mengaku khawatir bahwa fitur ini dapat menyebabkan pengeluaran menjadi tidak terkendali.
Gen Z yang disurvei, mengaku tepat waktu dalam pembayaran kredit paylater. Hal ini mungkin saja terjadi karena dipengaruhi kekhawatiran tentang dampaknya pada skor kredit pribadi. Belakangan muncul stigma negatif di masyarakat tentang penggunaan payleter, di antaranya keterlambatan pembayaran membuat skor kredit buruk.