Ilustrasi tambang (Pexels.com/Tom Fisk)
Seperti yang sudah kita tahu bersama, pemerintah tengah gencar melakukan hilirisasi nikel. Namun, tidak hanya hasil tambang berupa nikel saja. Pemerintah juga tengah gencar melakukan hilirisasi di komoditas tambang dan mineral lain.
Kemenperin tengah berupaya memacu hilirisasi pada lima komoditas tambang dan mineral, yaitu bijih tembaga, bijih besi dan pasir besi, bijih nikel, bauksit, serta logam tanah jarang. “Perkembangan dari hilirisasi di sektor ini telah menghasilkan sebanyak 27 smelter yang telah beroperasi meliputi pyrometallurgy dan hydrometallurgy nikel, kemudian 32 yang dalam tahap konstruksi, dan enam masih tahap feasibility study,” ungkap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (23/12/2022).
Hingga Oktober 2022, nilai ekspor dari sektor ini sudah menembus angka USD36,4 miliar, bertambah sekitar 40 persen dari tahun sebelumnya lho. Tentunya capaian ini memberikan insight positif pada program hilirisasi di sektor mineral tanah air.
Kemenperin menargetkan bahan tambang tidak hanya diekspor sebagai bahan mentah saja, namun menjadi berbagai jenis produk lain. Seperti, peralatan kesehatan, dapur, kedirgantaraan dan kendaraan listrik. Melalui program ini, akan banyak tenaga kerja Indonesia dapat terserap.
Dengan terus berinovasi dalam proses hilirisasi, Indonesia berhasil menciptakan lapangan kerja baru di berbagai sektor industri. Cara ini bukan hanya untuk menstimulasi transformasi ekonomi Indonesia yang berkelanjutan. Dengan terus mendorong inovasi dalam proses hilirisasi, Indonesia dapat meraih kemajuan ekonomi yang lebih besar dan memastikan masa depan yang lebih baik. Keren bukan program #HilirisasiUntukNegeri?