Hindari Houthi, Rute Pelayaran Dialihkan Melalui Afrika Selatan

Jakarta, IDN Times – Ratusan kapal kontainer mengalihkan jalur pelayarannya ke Afrika Selatan untuk menghindari Terusan Suez imbas blokade yang dilakukan Houthi belakangan ini. Ratusan kapal berlayar melalui jalur pelayaran lama itu sebagai tanda terganggunya perdagangan global.
Perusahan pelayaran Kuehne dan Nagel mengidentifikasi setidaknya terdapat 103 kapal yang telah mengubah rute pelayaran.
“Diperkirakan akan ada lebih banyak lagi yang akan berlayar mengelilingi Tanjung Harapan di Afrika Selatan,” lapor The Guardian, Rabu (20/12/2023).
Pengalihan ini menambah sekitar 6 ribu mil laut pada perjalanan biasa dari Asia ke Eropa, dan berpotensi menambah waktu pengiriman produk selama tiga atau empat minggu.
1. Merugikan perdagangan
Sekitar 19 ribu kapal mengarungi Terusan Suez setiap tahunnya. Hal ini menjadikannya salah satu rute utama dunia, khususnya untuk bahan bakar fosil dan pergerakan barang antara Asia dan Eropa.
Namun gangguan yang dimotori proksi Iran tersebut belakangan ini membuat aktivitas perdagangan internasional terganggu. Blokade Houthi ini berkontribusi terhadap kenaikan harga minyak.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 1,2 persen pada hari di atas 80 dolar AS, setelah jatuh di bawah 74 dolar pada minggu sebelumnya. Kenaikan harga lebih lanjut pada akhirnya dapat mempengaruhi tarif energi konsumen, sehingga menambah inflasi.
“Perpanjangan waktu yang dihabiskan di perairan diperkirakan akan menyerap 20 persen kapasitas armada global, yang menyebabkan potensi penundaan dalam ketersediaan sumber daya pengiriman,” ungkap Michael Aldwell, anggota dewan logistik laut Kuehne dan Nagel.
Selain itu, tambahnya, penundaan pengembalian peralatan kosong ke Asia kemungkinan akan menimbulkan tantangan, yang selanjutnya berdampak pada keandalan rantai pasokan secara keseluruhan.