Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kripto (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi kripto (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Fitur imbal hasil kripto

  • Layanan imbal hasil kripto melalui fitur Flexi Earn memungkinkan pengguna untuk menyimpan aset kripto dan memperoleh imbal hasil berkala setiap jam, dengan tingkat imbal hasil bervariasi hingga 25 persen.

  • Tren aset kripto sebagai instrumen investasi

  • Aset kripto tidak hanya digunakan untuk perdagangan jangka pendek, tetapi juga dimanfaatkan sebagian investor sebagai instrumen simpanan. Program Super Rate Up 25 persen diharapkan dapat mendorong minat masyarakat dalam mengelola aset kripto.

  • Investor diingatkan agar tidak FOMO

  • Fenomena fear of missing out (FOMO) masih mem

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ketertarikan pengguna terhadap layanan imbal hasil aset kripto menunjukkan peningkatan pada pertengahan 2025.

Data PT Pintu Kemana Saja (PINTU) mencatat partisipasi program Flexi Earn naik 45 persen dengan pertumbuhan total deposit hingga 2.564 persen pada Juli-Agustus.

Berdasarkan tren tersebut, program Flexi Earn Super Rate Up kembali diperpanjang hingga November 2025 dengan menambahkan sejumlah token seperti Cardano (ADA) dan Kusama (KSM).

"Untuk itu kami berinisiatif memperpanjang program ini dengan token-token pilihan seperti ADA, KSM, dan token lainnya khusus pengguna PINTU yang staking aset crypto PTU level 1 sampai 8," kata Head of Product Marketing PINTU Iskandar Mohammad dalam keterangannya, Sabtu (4/10/2025).

1. Fitur imbal hasil kripto

ilustrasi kripto (unsplash.com/Kanchanara)

Layanan imbal hasil kripto menjadi salah satu instrumen yang digunakan sebagian investor dalam mengelola aset digital. Melalui fitur Flexi Earn, pengguna dapat menyimpan aset kripto dan memperoleh imbal hasil yang tercatat secara berkala setiap jam.

Hasil tersebut dapat dipantau melalui riwayat pembayaran dan ditarik setiap 12 jam. Fiturnya mencakup belasan aset kripto, di antaranya Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan Tether (USDT), dengan tingkat imbal hasil yang bervariasi mulai dari 0,1 persen hingga 25 persen.

2. Tren aset kripto sebagai instrumen investasi

ilustrasi kripto (pexels.com/Alesia Kozik)

Aset kripto tidak hanya digunakan untuk aktivitas jual beli atau perdagangan jangka pendek, tetapi juga dimanfaatkan sebagian investor sebagai instrumen simpanan, termasuk Flexi Earn yang saat ini diperpanjang melalui program Super Rate Up 25 persen.

Perusahaan menyebutkan, keberadaan program tersebut diharapkan dapat mendorong minat masyarakat dalam mengelola aset kripto, baik sebagai sarana investasi maupun alternatif penyimpanan selain aktivitas perdagangan harian.

"Aset kripto bisa menjadi pilihan utama bagi investor tidak hanya untuk trading namun bisa menjadi alternatif aset untuk menabung,” ujar Iskandar.

3. Investor diingatkan agar tidak FOMO

ilustrasi kripto (unsplash.com/Kanchanara)

Fenomena fear of missing out (FOMO) masih menjadi salah satu faktor yang memengaruhi keputusan sebagian investor kripto. Karena itu, pihaknya mengingatkan pentingnya riset mandiri dan pengelolaan dana yang bijak sebelum memutuskan berinvestasi.

Berdasarkan survei bertajuk Crypto Survey 2025 yang dilakukan Strategy&, jaringan PwC (PricewaterhouseCoopers), terhadap lebih dari 2.500 partisipan di Amerika Serikat, Jerman, Turki, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, terungkap beragam strategi investor ritel kripto.

Sebanyak 50 persen responden memilih strategi buy & hold, 37 persen melakukan perdagangan harian, dan 31 persen menggunakan rencana tabungan. Data itu menunjukkan satu dari tiga investor menjadikan aset kripto sebagai instrumen simpanan.

"Kami terus mengingatkan sebelum berinvestasi crypto lakukan riset mandiri, jangan fear of missing out (FOMO), dan pastikan telah mengalokasikan dana khusus untuk investasi," tambahnya.

Editorial Team