Jakarta, IDN Times - Kebutuhan untuk mengamankan sumber logam baru sebagai bentuk transisi energi, di tengah sanksi yang diterima Rusia, telah menjadi perhatian banyak negara. Rusia diketahui merupakan salah satu produsen utama untuk komoditas logam.
Di sisi lain, Afrika Selatan sedang menargetkan kenaikan investasi sebesar dua kali lipat pada 2030. Ledakan komoditas yang sebagian dipicu oleh pandemik hingga konflik di Ukraina telah meningkatkan kepercayaan investor dan seharusnya mendorong penambang besar serta kecil ke negara itu.
Perusahaan multinasional dan investor asing dikabarkan sedang mempertimbangkan proyek di Afrika, yang sebelumnya mereka tak pertimbangkan. Pasalnya, negara-negara Afrika diyakini dapat menjadi alternatif jika kondisi hubungan perdagangan internasional dengan Rusia memburuk.