Ilustrasi uang (Unsplash.com/Ibrahim Boran)
Sementara itu, Georgieva mengatakan ekonomi AS berdiri terpisah dan dapat menghindari kontraksi langsung, yang kemungkinan akan menimpa sepertiga dari ekonomi dunia.
"AS paling tangguh dan dapat menghindari resesi. Kami melihat pasar tenaga kerja tetap cukup kuat," ungkapnya.
Tetapi, fakta itu sendiri menghadirkan risiko karena dapat menghambat kemajuan yang perlu dibuat Bank Sentral AS atau Fed dalam membawa inflasi AS kembali ke level yang ditargetkan. Inflasi AS mencapai level tertinggi dalam empat dekade pada tahun lalu.
Inflasi menunjukkan tanda-tanda telah melewati puncaknya saat tahun 2022 berakhir, tetapi dengan ukuran yang disukai Fed, inflasi tetap hampir tiga kali lipat dari target 2 persennya.
"Ini adalah berkah campuran karena jika pasar tenaga kerja sangat kuat, Fed mungkin harus mempertahankan suku bunga lebih lama untuk menurunkan inflasi," kata Georgieva.
Tahun lalu, dalam pengetatan kebijakan paling agresif sejak awal 1980-an, Fed menaikkan suku bunga acuannya dari mendekati nol pada Maret ke kisaran saat ini 4,25 persen menjadi 4,50 persen. Pejabat Fed bulan lalu memproyeksikan akan menembus 5 persen pada 2023.