Jakarta, IDN Times – Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, mengaku heran penyaluran kredit hingga akhir 2025 masih mengalami perlambatan, padahal suku bunga acuan Bank Indonesia relatif stabil dibandingkan tahun lalu.
Setelah ditelusuri, Eko menemukan dua faktor utama yang membuat pertumbuhan kredit tetap lambat, yaitu hambatan di sektor riil dan godaan keuntungan dari surat utang pemerintah. Berdasarkan data OJK per November 2025, kredit perbankan hanya tumbuh 7,74 persen (yoy).
“Masalah sektor riil sudah lama dialami Indonesia, bukan hanya tahun ini. Regulasi yang kompleks, praktik premanisme, dan infrastruktur yang belum memadai menjadi hambatan utama,” ujar Eko dalam diskusi Catatan Akhir Tahun Indef, dikutip Rabu (31/12/2025).
