Ilustrasi aktivitas di pabrik (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Andry menyadari bahwa bahwa industri Indonesia tidak begitu mengambil peran di rantai pasok dunia atau Global Value Chain (GVC), apalagi participation rate-nya hanya sebesar 37,1 persen dari total ekspor atau di bawah negara berkembang yang sebesar 41,4 persen.
Angka tersebut menjadikan Tiongkok sebagai sumber di mana industri Indonesia bisa berkembang. Dengan catatan, sebanyak 19,5 persen konten produk Tiongkok ialah produk ekspor dari industri Indonesia.
“Lalu, sebanyak 13,3 persen produk industri kita menjadi bagian dari produk mereka. Ini artinya, kita juga mengekspor bahan baku untuk produk industri mereka. Angka ini terbesar jika kita bandingkan dengan Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat,” papar Andry.