Indonesia Bisa Jadi Lokomotif Gerakan Dedolarisasi di ASEAN

Jakarta, IDN Times - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menilai, Indonesia mampu menjadi lokomotif penggerak dedolarisasi melalui Keketuaan ASEAN.
Adapun dedolarisasi merupakan proses penggantian dolar AS sebagai mata yang digunakan untuk perdagangan, dan atau komoditas lainnya.
Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi Apindo, Ajib Hamdani mengatakan, posisi strategis yang diemban oleh Indonesia dalam Keketuaan ASEAN dapat menjadi kesempatan untuk membuat kesepakatan regional yang bisa memberikan keuntungan ekonomi untuk seluruh negara anggota ASEAN.
"Dalam KTT ASEAN pada tanggal 9-11 Mei 2023 di Nusa Tenggara Timur (NTT) nanti, kebijakan-kebijakan strategis tentang dedolarisasi perlu dibahas secara struktur," ucap Ajib kepada IDN Times, Senin (1/5/2023).
1. Gerakan dedolarisasi jadi fenomena global
Lebih lanjut, Ajib mengatakan bahwa kebijakan dedolarisasi merupakan fenomena global yang diambil oleh negara-negara maju, yang mempunyai orientasi ekonomi yang sama.
Sebagai contoh kelompok negara BRICS yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan yang berupaya mengurangi penggunaan dolar AS dalam bertransaksi antar negara.
"China dengan produk domestik bruto (PDB) mencapai 17,5 miliar dolar AS bisa menjadi motor lokomotif ekonomi dunia," tegasnya.
Ditambah dengan Rusia yang bisa membuat konstraksi ekonomi global, tentunya akan memberikan dampak yang signifikan dalam konteks politik dan ekonomi.
India juga mempunyai potensi ekonomi yang luar biasa, karena mempunyai demand dalam jumlah penduduk, nomor besar kedua di dunia, dengan lebih dari 1,4 miliar populasi.