ilustrasi pengangguran (pexels.com/Ron Lach)
BPS melaporkan untuk periode Februari 2025 jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang atau setara 4,76 persen dari total angkatan kerja sebanyak 153,05 juta orang. Angka tersebut justru meningkat 83.450 orang dibandingkan Februari 2024.
"Jumlah orang menganggur 7,28 juta orang. Dibanding Februari 2024, jumlah orang menganggur meningkat 83.450 ribu orang yang naik 1,11 persen,” kata Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Senin (5/5).
Namun, tingkat pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan menjadi 4,76 persen dari sebelumnya 4,82 persen. Penurunan terjadi karena pertumbuhan jumlah penduduk bekerja tercatat lebih tinggi, yakni 2,52 persen, dibandingkan peningkatan jumlah penganggur sebesar 1,11 persen.
Penurunan TPT paling signifikan terjadi pada kelompok perempuan, yakni dari 4,60 persen menjadi 4,41 persen. Sementara itu, TPT laki-laki justru naik tipis dari 4,96 persen menjadi 4,98 persen. Secara geografis, TPT menurun di wilayah perkotaan menjadi 5,73 persen dan di pedesaan menjadi 3,33 persen.
Sementara itu, IMF memproyeksikan tingkat pengangguran Indonesia mencapai 5,0 persen pada 2025, menjadikannya yang terbesar kedua di Asia. Indonesia hanya di bawah China yang diprediksi tetap di angka 5,1 persen. Proyeksi IMF menempatkan Indonesia di atas India (4,9 persen), Filipina (4,5 persen), dan sejumlah negara Asia lainnya yang memiliki tingkat pengangguran lebih rendah.
IMF mencatat tingkat pengangguran Indonesia sebesar 4,9 persen pada 2024. Angka itu diperkirakan naik menjadi 5 persen pada 2025 dan mencapai 5,1 persen pada 2026.