Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi uang rupiah (IDN Times/ Syahrial)
Ilustrasi uang rupiah (IDN Times/ Syahrial)

Intinya sih...

  • Investor asing melakukan penjualan bersih sebesar Rp2,49 triliun di pasar keuangan Indonesia.
  • Pembelian bersih investor asing terjadi di pasar SBN, saham, dan SRBI sepanjang 2024 hingga 5 September.
  • Premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia naik menjadi 68,92 basis poin per 5 September 2024.

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) mencatat pergerakan transaksi investor asing (nonresiden) pada periode 2 hingga 5 September 2024 di pasar keuangan Indonesia.  Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih atau jual neto sebesar Rp2,49 triliun.

Penjualan bersih adalah jumlah penjualan yang lebih besar daripada pembelian. Sebaliknya, pembelian bersih menunjukkan jumlah aset yang dibeli lebih besar dibandingkan dengan yang dijual.

Dalam rinciannya, investor asing melakukan pembelian bersih sebesar Rp2,65 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp2,24 triliun di pasar saham. Di sisi lain, mereka tercatat menjual bersih sebesar Rp7,38 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

1. Data transaksi investor asing sejak awal tahun

Nominal rupiah 50.000

Sepanjang 2024 hingga 5 September, investor asing masih aktif melakukan pembelian di pasar keuangan Indonesia. Mereka tercatat membeli lebih banyak daripada yang mereka jual sebesar Rp28,80 triliun di pasar saham, Rp11,15 triliun di pasar SBN, dan Rp186,92 triliun di SRBI.

Khusus untuk semester II-2024, hingga 5 September, investor asing juga mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp28,46 triliun di pasar saham, Rp45,11 triliun di pasar SBN, dan Rp56,57 triliun di SRBI.

2. Premi CDS Indonesia naik di awal bulan

ilustrasi investasi saham (dok. IPOT)

Bank Indonesia melaporkan premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia untuk jangka waktu 5 tahun mengalami kenaikan. Per 5 September 2024, premi CDS tercatat sebesar 68,92 basis poin (bps), naik dari 66,21 bps pada 30 Agustus 2024.

CDS sendiri adalah indikator yang digunakan untuk mengukur risiko kredit suatu negara. Kenaikan premi CDS menunjukkan adanya peningkatan persepsi risiko terkait investasi di Indonesia, meskipun kenaikannya masih dalam batas wajar.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulis.

3. Imbal hasil SBN Indonesia menurun

Ilustrasi Obligasi/Surat Berharga. (IDN Times/Aditya Pratama)

Pada Jumat (6/9/2024) pagi, imbal hasil atau yield SBN dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan, turun menjadi 6,59 persen. Sedangkan pada akhir hari sebelumnya stabil di level 6,63 persen.

Sementara itu, pada Jumat yang sama, imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (US Treasury) untuk tenor 10 tahun mengalami penurunan, turun ke level 3,727 persen.

Editorial Team