Analis Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, memperkirakan rupiah masih berpeluang menguat terhadap dolar AS pada hari ini. Hal itu memungkinkan setelah data inflasi konsumen AS semalam menunjukan penurunan.
Inflasi tahunan AS turun menjadi lima persen pada Maret 2023, menjadi kenaikan harga paling lambat sejak 2021.
Indeks harga konsumen (IHK) bulanan di Maret 2023, yang mengukur harga sekeranjang barang dan jasa, menunjukkan penurunan laju inflasi selama setahun terakhir. Pada Februari lalu, angka inflasi tahunan mencapai enam persen, sudah turun tajam dari puncaknya sebesar 9,1 persen pada Juni.
"Data ini mendukung ekspektasi sementara pasar, setelah kenaikan 1 kali lagi, bank sentral AS akan menahan suku bunga acuannya. Ekspektasi ini telah mendorong pelemahan dolar AS terhadap mata uang lainnya," ujarnya.