Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mata uang Rupiah (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)
Mata uang Rupiah (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan awal pekan, Senin (3/4/2023) sore.

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah menguat sebanyak 24,5 poin atau 0,16 persen ke level Rp14.971 per dolar AS pada penutupan perdagangan sore ini, membalikkan tren negatif pada pembukaan perdagangan pagi tadi, yang melemah 13,5 poin ke Rp15.009 per dolar AS.

Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (31/3/2023), kurs rupiah menguat sebanyak 51,5 poin atau 0,34 persen ke level Rp14.995,5 per dolar AS.

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Sementara itu, nilai tukar rupiah melemah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), ke Rp14.990 per dolar AS pada Senin (3/4).

Kurs mata uang Garuda hari ini lebih besar dibandingkan posisi pada Jumat (31/3) yang ada di level Rp14.977 per dolar AS.

2. Rupiah menguat berkat data inflasi Maret

Menurut Analis DCFX Futures, Lukman Leong, mata uang rupiah menguat seiring dirilisnya data inflasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS), yang jauh lebih rendah dari perkiraan.

Pada Maret 2023, terjadi inflasi year-on-year (yoy) sebesar 4,97 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,36.

"Data inflasi yang lebih rendah, sejalan dengan harapan BI yang tidak akan kembali menaikkan suku bunga," kata Lukman.

3. Penyumbang inflasi Maret

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menjelaskan, inflasi Maret 2023 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Bahkan jika dirinci menurut kelompok pengeluarannya, penyumbang inflasi bulan Maret terbesar yakni makanan, minuman dan tembakau.

Tak hanya itu, ada pula kelompok pengeluaran yang alami deflasi dengan penurunan terdalam terjadi pada perumahan, air listrik, dan bahan bakar rumah tangga.

"Komoditas penyumbang inflasi secara mtm terbesar yakni angkutan udara, bensin, beras, cabai rawit, dan rokok kretek filter. Sementara itu, komoditas pendorong deflasi terbesar kelompok perumahan air listrik dan bahan bakar, rumah tangga hingga tarif air minum PAM," katanya dalam Konferensi Pers, Senin (3/4/2023)..

Editorial Team