Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Harga Naik (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Saham perusahaan konstruksi menjadi sorotan setelah pemerintah menyampaikan postur sementara Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2021 pada bulan September lalu.

Meski mengalami penurunan menjadi Rp414 triliun dibanding tahun 2020 yang mencapai Rp419,2 triliun, dana alokasi pembangunan infrastruktur tahun 2021 masih lebih besar daripada dana tahun 2019 yang hanya sebesar Rp399,7 triliun.

Kemudian, Presiden Joko "Jokowi" Widodo, menyebut belanja infrastruktur diarahkan untuk penguatan infrastruktur digital dan mendorong efisiensi logistik dan konektivitas.

Pemerintah juga berencana segera membentuk Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi, atau lembaga yang mengelola dana investasi dari investor, termasuk investor asing.

Dana tersebut akan diinvestasikan di sejumlah sektor seperti infrastruktur, energi dan sumber daya, kesehatan, pariwisata, dan teknologi.

Lalu, bagaimana kinerja saham emiten-emiten perusahaan konstruksi?

1. Tidak ada emiten yang performanya di atas IHSG

Ilustrasi penurunan nilai saham. (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan catatan Lifepal.co.id, ternyata tidak ada emiten yang performanya di atas Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG maupun Indeks Properti, Real Estate, dan Building Construction (JKPROP).

Emiten konstruksi yang dimaksud ialah BUMN, seperti PT Adhi Karya Tbk atau ADHI, PT Wijaya Karya Tbk atau WIKA dan PT Waskita Karya Tbk atau WSKT.

2. Kinerja keuangan masing-masing saham BUMN

Editorial Team

Tonton lebih seru di