Jakarta, IDN Times – Inggris dan Uni Eropa memulai babak baru hubungan bilateral dalam pertemuan puncak pertama sejak Brexit, yang digelar di London pada Senin (19/5/2025). Kedua pihak diharapkan mencapai kesepakatan penting yang mencakup kerja sama perdagangan, pertahanan, dan mobilitas lintas negara. Pertemuan ini dianggap sebagai momen simbolis besar yang menandai berakhirnya ketegangan akibat Brexit.
Kekhawatiran global seperti invasi Rusia ke Ukraina, kekhawatiran terhadap China, serta perubahan arah kebijakan Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Donald Trump, menjadi latar penting pendorong kerja sama baru ini.
“Kegagalan untuk bekerja sama, dalam konteks internasional saat ini, tidak akan terlihat bagus,” ujar Anand Menon, Direktur UK in a Changing Europe, dikutip BBC News, Senin (19/5/2025).
Pemerintahan Perdana Menteri Keir Starmer berupaya menunjukkan manfaat konkret dari hubungan yang lebih erat dengan Uni Eropa, sekaligus menghindari tudingan “pengkhianatan Brexit” dari oposisi seperti Reform UK. Pemerintah mengandalkan pencapaian ekonomi dan keamanan untuk membenarkan pendekatan barunya.