Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi melakukan feasibility study sebelum berbisnis (pexels.com/Lukas)
ilustrasi melakukan feasibility study sebelum berbisnis (pexels.com/Lukas)

Dalam dunia bisnis dan perencanaan proyek, istilah feasibility study sering kali muncul sebagai bagian penting dari tahap awal. Feasibility study adalah studi kelayakan yang dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah proyek, ide bisnis, atau rencana tertentu dapat dijalankan dengan sukses atau gak.

Nah, kalau kamu sedang merencanakan sebuah usaha atau proyek besar, memahami dan melakukan feasibility study bisa menjadi pembeda antara keberhasilan dan kegagalan, lho. Guys, feasibility study membantu kamu melihat proyek secara menyeluruh, baik dari segi teknis, ekonomi, hukum, operasional, hingga jadwal pelaksanaan.

Dengan analisis yang lengkap ini, kamu bisa tahu apakah ide tersebut layak diteruskan, perlu disesuaikan, atau bahkan sebaiknya ditinggalkan, nih. Untuk lebih jelasnya, simak uraian berikut!

1. Mengapa feasibility study penting untuk kamu yang ingin memulai proyek atau bisnis?

ilustrasi melakukan feasibility study (pexels.com/Yan Krukau)

Feasibility study adalah alat bantu analisis yang dirancang untuk mengevaluasi seberapa besar peluang sukses sebuah proyek. Studi ini dilakukan secara objektif untuk mengukur manfaat, biaya, risiko, serta sumber daya yang dibutuhkan. Kalau kamu ingin memastikan bahwa ide bisnismu punya potensi untuk berkembang, feasibility study wajib jadi bagian dari perencanaan awalmu.

Dengan melakukan feasibility study, kamu juga bisa mengenali kekuatan dan kelemahan dari proyek yang akan dijalankan. Bukan cuma itu, studi ini juga akan membuka peluang dan ancaman dari luar yang bisa memengaruhi keberhasilan rencanamu, lho.

Nantinya, hasil dari studi ini akan membantumu membuat keputusan yang lebih matang, baik untuk melanjutkan proyek, melakukan penyesuaian, atau bahkan membatalkannya sebelum terlanjur rugi.

2. Feasibility study membantu kamu menentukan arah yang tepat

ilustrasi analisis SWOT (unsplash.com/Firmbee.com)

Mengutip CHRON, tujuan utama dari feasibility study adalah menilai kelayakan sebuah proyek secara objektif. Kamu gak hanya mengandalkan intuisi atau semangat, tetapi juga data dan analisis nyata. Studi ini akan memperlihatkan apakah manfaat dari proyek lebih besar daripada biaya dan risikonya.

Selain itu, feasibility study juga membantu kamu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT analysis). Hal ini sangat penting untuk memahami bagaimana proyekmu akan bertahan dalam kondisi pasar yang kompetitif. Dengan begitu, kamu bisa membuat keputusan yang strategis dan terukur, bukan hanya berdasarkan dugaan.

3. Komponen-komponen feasibility study yang harus kamu ketahui

ilustrasi melakukan feasibility study (pexels.com/Yan Krukau)

Feasibility study merupakan kombinasi dari beberapa aspek analisis penting, dan masing-masing memberikan kontribusi unik dalam menilai kelayakan. Dari laman August Brown, berikut lima komponen feasibility study yang perlu kamu ketahui:

1. Market feasibility

Komponen ini menilai apakah ada permintaan pasar untuk produk atau jasa yang kamu tawarkan. Di sini kamu harus mempelajari siapa target pasar, bagaimana perilaku konsumen, siapa pesaingmu, dan seberapa besar peluang penjualanmu di pasar tersebut.

2. Technical feasibility

Komponen ini untuk melihat apakah teknologi, keahlian, dan sumber daya yang kamu butuhkan tersedia. Ini juga mencakup apakah kamu mampu memproduksi produk atau menjalankan layanan dengan standar yang diharapkan.

3. Financial feasibility

Financial feasibility dilakukan untuk menganalisis apakah proyek ini layak dari sisi keuangan. Berapa besar biaya yang dibutuhkan? Apakah ada potensi laba? Kapan kamu bisa balik modal? Ini semua akan dijawab dalam analisis ini.

4. Legal and regulatory feasibility

Untuk menilai apakah proyek kamu sesuai dengan peraturan hukum dan perizinan yang berlaku. Hal ini penting agar proyek gak terhambat di tengah jalan karena masalah hukum.

5. Operational feasibility

Komponen yang satu ini untuk menentukan apakah organisasi kamu siap secara operasional untuk melaksanakan proyek. Apakah kamu punya SDM yang cukup? Apakah proses kerja dan sistem internal sudah mendukung?

4. Langkah-langkah melakukan feasibility study secara sistematis

ilustrasi membuat laporan feasibility study (pexels.com/Lukas)

Untuk hasil yang akurat dan bermanfaat, feasibility study harus dilakukan dengan metode yang terstruktur. Dari laman Project Manager, berikut adalah langkah-langkah yang bisa kamu ikuti:

1. Analisis awal

Langkah pertama adalah mengecek ide proyek secara garis besar. Buat rencana sederhana, tentukan masalah atau peluang yang ingin dituju, dan identifikasi hambatan besar (seperti anggaran atau waktu) yang bisa langsung menggagalkan proyek. Jika ada kendala yang gak bisa diatasi, hentikan studi sejak awal.

2. Tentukan ruang lingkup

Sepakati dengan tim dan stakeholder apa yang akan dipelajari dalam studi. Tentukan batasannya (misalnya, fokus pada pasar lokal saja) dan pastikan semua pihak paham tujuan studi. Ini membantu menghindari pembahasan yang tidak perlu.

3. Riset pasar

Kumpulkan data tentang kebutuhan pelanggan, kompetitor, dan tren pasar. Contohnya, survei calon pengguna atau analisis produk pesaing. Data ini dipakai untuk memperkirakan potensi pendapatan proyek.

4. Cek kemampuan teknis dan operasional

Pastikan teknologi, SDM, dan proses kerja yang dibutuhkan tersedia. Contohnya, apakah tim punya keahlian untuk membuat aplikasi? Apakah infrastruktur pendukung sudah ada?

5. Hitung biaya dan keuntungan

Buat daftar semua biaya (pembangunan, operasional, pemasaran) dan proyeksi pendapatan. Hitung apakah keuntungan yang dihasilkan cukup untuk menutup biaya dan memberi return yang memuaskan.

6. Identifikasi risiko

Cari tahu apa saja yang bisa membuat proyek gagal, seperti perubahan regulasi atau kurangnya minat pelanggan. Susun rencana cadangan untuk mengurangi dampak risiko tersebut.

7. Ambil keputusan

Presentasikan hasil studi ke stakeholder. Gunakan kriteria jelas (contoh: ROI minimal 10%) untuk memutuskan apakah proyek layak dijalankan atau gak.

8. Buat laporan ringkas

Rangkum semua analisis dalam dokumen yang mudah dipahami. Sertakan kesimpulan utama, rekomendasi, dan data pendukung penting seperti grafik atau tabel, ya.

5. Manfaat dan nilai tambah feasibility study untuk kesuksesan proyekmu

ilustrasi kolaborasi dalam bisnis (pexels.com/Thirdman)

Guys, melakukan feasibility study bukan hanya soal mengecek kelayakan, tapi juga mengurangi risiko kegagalan secara signifikan. Studi ini membantu kamu mengantisipasi masalah sejak awal, sehingga kamu bisa membuat perencanaan yang lebih matang dan efisien. Proyek yang sudah melalui feasibility study punya kemungkinan sukses yang jauh lebih tinggi dibanding proyek yang asal jalan, lho.

Selain itu, feasibility study juga bisa menarik kepercayaan dari pihak luar seperti investor, bank, atau mitra bisnis. Sebuah laporan studi kelayakan yang lengkap dan logis menunjukkan bahwa kamu serius, profesional, dan siap menjalankan proyek dengan perhitungan yang tepat. Ini akan membuka pintu untuk pendanaan atau dukungan strategis yang kamu butuhkan.

Singkatnya, feasibility study adalah alat penting yang bisa menyelamatkan kamu dari proyek gagal atau kerugian besar. Kalau kamu berencana memulai usaha, meluncurkan produk baru, atau mengembangkan proyek besar, jangan lewati tahap ini, ya. Semoga dengan cara ini, kamu akan melangkah lebih percaya diri dan terarah!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team