Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Konferensi pers Financing Transition In ASEAN. (IDN Times/Trio Hamdani))

Bali, IDN Times - Indonesia bersama negara-negara lain di ASEAN meluncurkan Taksonomi ASEAN yang dirancang untuk mengklasifikasikan kegiatan ekonomi yang berkelanjutan di kawasan.

Taksonomi versi kedua tersebut diharapkan dapat membuat investor lebih yakin untuk terlibat dalam pembiayaan guna mencegah bencana perubahan iklim. Hal itu dicapai usai pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN, Wakil Menteri Keuangan dan Deputi Bank Sentral ASEAN di Bali.

"Apa yang terjadi dalam dua hari terakhir ini benar-benar menyoroti, betapa pentingnya pembiayaan untuk perubahan iklim ini menjadi salah satu aspek terpenting yang harus terus ditangani," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam pernyataan pers di Bali Nusa Dua Convention Center, Kamis (30/3/2023).

1. ASEAN berkomitmen mencapai nol emisi karbon

Ilustrasi ASEAN Indonesia 2023 (IDN Times/Trio Hamdani)

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu memastikan ASEAN memiliki komitmen untuk mencapai nol emisi karbon (net zero emission/NZE) dan turut berkontribusi.

"Dan dalam hal menerjemahkan hal ini ke dalam tindakan yang pasti membutuhkan sumber daya atau pembiayaan," katanya.

Pemerintah Indonesia juga telah meningkatkan komitmen Nationally Determined Contribution (NDC). NDC merupakan komitmen terhadap Persetujuan Paris atau Paris Agreement yang merupakan kesepakatan global untuk menghadapi perubahan iklim.

"Kami sekarang sedang mengidentifikasi bagaimana cara menghentikan penggunaan batu bara dan juga membangun lebih banyak energi terbarukan," ujar Sri Mulyani.

2. Taksonomi ASEAN akan perjelas pembiayaan berkelanjutan

Editorial Team

Tonton lebih seru di