Kantor pusat Otoritas Jasa Keuangan Indonesia di Jakarta (IDN Times/Aldila Muharma)
Meski optimis dengan kinerja sektor keuangan tahun ini, namun Wimboh juga mengatakan OJK tetap mencari berbagai cara untuk dapat membantu memulihkan ekonomi lebih cepat. Oleh karenanya, OJK akan memprioritaskan berbagai hal termasuk kredit-kredit yang bisa mengungkit pertumbuhan ekonomi.
“Di antaranya dapat kami sampaikan bahwa kredit tersebut, bahwa yang pertama agar kredit restrukturisasi ini sampai 2022 bulan Maret agar bisa dilakukan secara berulang apabila memang masih diperlukan, dengan tidak mengenakan biaya yang berlebihan kepada debitur. Agar ini bisa cepat bangkit,” jelasnya.
Di samping itu, lanjut dia, OJK juga menurunkan bobot risiko untuk kredit untuk pembiayaan properti, kendaraan bermotor, yang nantinya secara detail akan disampaikan secara terpisah.
"Yang tadinya adalah 200 bisa kita turunkan misalnya kredit agunan properti komersil dari yang tadinya 100 bisa kita turunkan lebih rendah lagi, dan juga kredit kepemilikan rumah residensial. Untuk rumah tinggal bisa kami turunkan juga dan nanti tentunya secara detail akan kami sampaikan dan juga di samping itu untuk kredit kepada sektor kesehatan, ini juga akan kami berikan BNPK-nya untuk lebih rendah sehingga bisa lebih leluasa sektor itu untuk memberikan servis kepada sektor kesehatan yang sekarang ini diperlukan oleh masyarakat,” paparnya.