Millennial lekat sekali dengan keberadaan Gojek maupun Grab. Kegiatan ride hailing alias memesan transportasi untuk menjemput dan mengantar ke tujuan yang diinginkan semakin mudah sejak ada perusahaan transportasi berbasis online tersebut.
Transportasi online menjadi pilihan para pekerja dengan mobilitas tinggi karena dianggap efektif dan efisien. Namun ini, driver dari kedua brand tersebut kerap kali ditengarai melakukan kecurangan. Bahkan, beberapa mitra Gojek maupun Grab sendiri mengakui, mereka yang sering melakukan kecurangan, demi mengejar keuntungan pribadi.
Berdasarkan hasil riset dari Spire Research and Consulting yang dilakukan terhadap 40 mitra transportasi online serta 280 konsumen yang dilakukan pada dua bulan terakhir di 2018. Penelitian dilakukan di empat kota besar yakni Jakarta, Surabaya, Medan dan Bandung. Hasilnya menunjukan bahwa terdapat lima kecurangan yang dilakukan oleh mitra dari kedua brand transportasi online tersebut.