Pengamat pasar keuangan, Lukman Leong, melihat bahwa rupiah berpotensi kembali melemah di tengah sentimen risk-off di pasar keuangan.
Risk-off di pasar uang merujuk pada situasi di mana para investor cenderung menghindari investasi yang dianggap lebih berisiko, termasuk rupiah.
"Data PMI Service AS yang lebih baik dari perkiraan memicu kekhawatiran inflasi dan naiknya ekspektasi pada prospek suku bunga the Fed," kata Lukman.
Senada, pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, indeks dolar AS dan tingkat imbal hasil obligasi AS masih menguat, disebabkan data PMI sektor jasa AS periode Agustus yang dirilis semalam menunjukkan pertumbuhan aktivitas yang lebih bagus dari ekspektasi pasar.
"Dengan sektor jasa yang masih bertumbuh, inflasi di AS bisa sulit turun dan membuka ekspektasi bahwa the Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi untuk jangka waktu lebih lama," tuturnya.