Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wakil Presiden AS JD. Vance berdialog dengan peserta Konvensi Rakyat di Huntington Place, Detroit, Michigan. (Gage Skidmore from Surprise, AZ, United States of America, CC BY-SA 2.0 via Wikimedia Commons)
Wakil Presiden AS JD. Vance berdialog dengan peserta Konvensi Rakyat di Huntington Place, Detroit, Michigan. (Gage Skidmore from Surprise, AZ, United States of America, CC BY-SA 2.0 via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times – Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance menyatakan bahwa Inggris memiliki peluang besar untuk meneken perjanjian dagang dengan negaranya. Vance menyebut bahwa hubungan antara Presiden Donald Trump dan Inggris sangat erat. Ia mengatakan hal tersebut dalam wawancara dengan situs web UnHerd yang terbit pada Senin (14/4/2025). Menurutnya, hubungan dagang antara kedua negara akan menguntungkan bagi kedua pihak.

“Kami tentu bekerja sangat keras dengan pemerintahan Keir Starmer,” kata Vance kepada UnHerd, dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (15/4/2025).

Inggris juga mendapat perlakuan berbeda dalam kebijakan tarif baru yang diberlakukan oleh Trump. Saat negara Eropa lain dikenai bea masuk 20 persen, Inggris hanya dikenai tarif 10 persen untuk seluruh produk impornya ke Amerika.

1. Trump dinilai punya kecintaan khusus terhadap Inggris

Pada 19 Maret 2016, Donald Trump mengadakan rapat umum di Fountain Park, Fountain Hills, Arizona. (Gage Skidmore, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Vance mengatakan bahwa perasaan Trump terhadap Inggris didasari keterikatan budaya dan kekaguman pribadi. Menurutnya, ini membuat relasi antara kedua negara menjadi sangat kuat. Ia juga menyebut bahwa Trump memiliki banyak hubungan usaha penting di Inggris.

“Presiden sangat mencintai Inggris. Ia mencintai Ratu. Ia mengagumi dan mencintai Raja. Ini adalah hubungan yang sangat penting,” ujar Vance.

Trump pernah menjadi tamu kehormatan dalam kunjungan kenegaraan saat menjabat dulu, di mana ia dan Melania Trump dijamu langsung oleh Ratu Elizabeth II. Baru-baru ini, Raja Charles kembali mengundang Trump untuk kunjungan kenegaraan kedua melalui Perdana Menteri Keir Starmer saat berada di Washington.

2. Inggris dinilai lebih diuntungkan dibanding Uni Eropa

Bendera United Kingdom (pexels.com/Lina Kivaka)

Hubungan dagang antara Inggris dan AS dinilai berada dalam posisi yang lebih seimbang. Vance menyebut bahwa negara-negara Uni Eropa terlalu bergantung pada ekspor ke Amerika, berbeda dengan Inggris yang dianggap lebih resiprokal.

“Dengan Inggris, kami memiliki hubungan yang jauh lebih resiprokal dibandingkan dengan, misalnya, Jerman,” ujar Vance.

Menurutnya, Jerman terlalu protektif terhadap produk-produk asal AS yang hendak masuk ke pasar domestiknya. Sebelumnya, Trump juga sempat mengenakan tarif 20 persen untuk semua impor dari Uni Eropa sebelum diturunkan menjadi 10 persen. Uni Eropa menunda pembalasan tarif 25 persen dan kini tengah berupaya menjalin kesepakatan baru dengan AS.

3. Vance serukan Eropa mandiri dalam pertahanan dan migrasi

ilustrasi gambar bendera Uni Eropa (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

JD Vance juga mengkritik kebijakan para pemimpin Eropa dalam isu pertahanan dan imigrasi. Ia menyebut bahwa kebijakan tersebut tidak mencerminkan aspirasi mayoritas warga Eropa, khususnya dalam hal ekonomi dan migrasi. Ia mendorong agar Eropa lebih mandiri dalam menangani isu-isu strategis tanpa terlalu bergantung pada AS.

“Populasi Eropa terus menuntut kebijakan ekonomi dan migrasi yang lebih masuk akal, dan para pemimpin Eropa terus menyelenggarakan pemilu ini, dan terus menawarkan kepada rakyat Eropa hal yang sebaliknya dari apa yang tampaknya telah mereka pilih” kata Vance, dikutip dari The Guardian, Selasa (15/4).

Ia menyampaikan bahwa Amerika juga akan lebih diuntungkan bila Eropa menjadi mitra yang kuat. Vance mengatakan bahwa Amerika tidak bisa dipisahkan dari budaya Eropa karena terpengaruh oleh filsafat, teologi, dan migrasi dari benua tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team