Bali, IDN Times - "Negara terbesar keempat di dunia memulai sebuah bagian baru dan berisiko dalam sejarahnya hari ini saat Presiden Suharto setuju dengan reformasi ekonomi menyeluruh yang jika dilaksanakan akan membalikkan cara negara itu menjalankan bisnis yang sudah mengakar dalam dan menghambat pertumbuhan ekonominya."
Begitu bunyi paragraf pembuka koran New York Times pada 16 Januari 1998. Saat itu adalah periode yang menancap sangat kuat di ingatan masyarakat Indonesia. Salah satunya karena beredarnya foto fenomenal di mana Suharto menandatangani paket pinjaman US$40 miliar dan disaksikan oleh Direktur Jenderal International Monetary Fund (IMF) Michel Camdessus dengan gaya mengawasi.