Hal berbeda justru disampaikan oleh Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra yang memperkirakan, rupiah masih berpeluang untuk menguat terhadap dolar AS hari ini. Hal ini didukung oleh data ekonomi AS yang lebih buruk dari ekspektasi pasar.
"Data klaim tunjangan pengangguran AS semalam menunjukkan jumlah klaim yang lebih banyak dari perkiraan. Pelemahan data tenaga kerja ini mendukung ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS di semester 1 tahun depan," ungkap Ariston.
Ia menjelaskan, data ekonomi AS pada pekan lalu menunjukkan pelemahan. Hal ini tercermin dari data pertumbuhan ekonomi kuartal III Amerika Serikat yang direvisi turun dari 5,2 persen menjadi 4,9 persen.
"Kemudian ada juga faktor indikator inflasi Core PCE Price Index bulan November dirilis di bawah ekspektasi pasar, 0,1 persen vs 0,2 persen. Dengan demikian, potensi penguatan ke arah Rp15.380-Rp15350, dengan potensi resisten di kisaran Rp15.500 per dolar AS," ucap Ariston.