Logo OPEC (twitter.com/Russian Mission Vienna)
Ketika ditanya mengenai isu keberpihakan OPEC dalam konflik Rusia dan Ukraina, Lima membantah hal itu. Ia menganggap OPEC bukanlah organisasi politik, sehingga apa yang dilakukannya murni demi pengambilan kebijakan organisasi tersebut.
“OPEC bukan organisasi politik. OPEC tidak bertengkar dengan siapa pun. Apa yang dilakukan OPEC adalah mengumpulkan informasi tentang produsen dan kami mengumpulkan informasi tentang konsumen dan membuat keputusan yang logis. Itu bukan politik,” tegas Lima.
“Ini bukan untuk memihak salah satu negara atau negara lain. Jadi ketika orang mengatakan bahwa kita memihak yang satu dan yang lain benar-benar tidak bertanggung jawab. Anda harus mengingat satu hal yang diinginkan semua orang adalah produk yang stabil,” tambahnya.
Pada Oktober 2022, OPEC+, yang juga mencakup Rusia, sepakat memangkas produksi minyak menjadi 2 juta barel per hari (bph). Angka tersebut menjadi pemotongan yang terbesar sejak pandemik COVID-19 pada 2020, yang memangkas 10 juta bph. Langkah itu disebut untuk memacu pemulihan harga minyak mentah dunia.
Namun, kebijakan itu membuat Washington menuduh Arab Saudi dan OPEC berupaya membantu Rusia mendanai perangnya. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby pada Oktober menuduh Saudi memaksa negara produsen lainnya untuk menyetujui pemotongan minyak besar-besaran.
"Negara-negara OPEC lainnya menyampaikan kepada kami secara pribadi bahwa mereka juga tidak setuju dengan keputusan Saudi, tetapi merasa terpaksa untuk mendukung arah Saudi," kata Kirby, dikutip NPR.
Pihak Saudi sendiri telah membantah tuduhan itu. Riyadh berpendapat bahwa keputusan itu didorong oleh kondisi pasar dan tidak dimaksudkan untuk menargetkan Washington.
Mantan pemimpin redaksi Al Arabiya English milik Saudi juga mengutarakan pendapatnya. Menurutnya, kebijakan yang diambil Saudi seharusnya tidak diharapkan melihat situasi politik global yang sedang terjadi.
“Kepemimpinan Saudi seharusnya tidak diharapkan untuk mengambil keputusan yang berbahaya bagi stabilitas pasar minyak global untuk mengambil posisi jangka pendek, dan posisi taktis untuk atau melawan satu pihak dalam perang (Ukraina)," katanya.