Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
5 Jenis Investasi yang Ada di Bank dan Kelebihannya
Ilustrasi Investasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Deposito Berjangka: Bunga tinggi, dana terikat hingga jatuh tempo, aman dan dijamin LPS.

  • Tabungan Berjangka: Menabung rutin, bunga tinggi, cocok untuk tujuan spesifik.

  • Reksadana via Bank: Investasi pasar modal tanpa pusing mengelola portofolio sendiri, modal awal relatif kecil.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Bagi banyak orang, bank bukan hanya tempat menyimpan uang, tetapi juga menjadi pintu masuk untuk memulai investasi. Melalui berbagai produk yang ditawarkan, nasabah bisa memilih instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan finansial, tingkat risiko, serta jangka waktu yang diinginkan. Mulai dari yang berisiko rendah seperti deposito hingga yang lebih variatif seperti reksadana, semua dapat diakses dengan mudah melalui bank.

Menariknya, investasi lewat bank juga memberi rasa aman karena diawasi oleh otoritas resmi dan transparan dalam setiap transaksinya. Dengan beragam pilihan produk, nasabah bisa menyesuaikan strategi investasi sesuai kebutuhan, baik untuk menjaga stabilitas keuangan, mempersiapkan masa depan, maupun mengejar keuntungan yang lebih tinggi.

1. Deposito Berjangka

Ilustrasi deposito berjangka (unsplash.com/@mojamsanii)

Deposito adalah produk investasi bank dengan bunga lebih tinggi dibanding tabungan biasa, tetapi dana tidak bisa ditarik sebelum jatuh tempo. Instrumen ini cocok untuk orang yang mencari keamanan dan kepastian hasil karena bunga ditetapkan di awal. Selain itu, deposito biasanya dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga batas tertentu, sehingga risikonya sangat rendah.

Kelebihannya, deposito memberikan rasa aman karena dana terikat dalam jangka waktu tertentu, biasanya mulai dari 1 bulan hingga 12 bulan. Nasabah bisa merencanakan keuangan dengan lebih pasti karena sudah mengetahui jumlah bunga yang akan diterima. Bagi mereka yang lebih mementingkan stabilitas daripada keuntungan besar, deposito menjadi pilihan ideal.

2. Tabungan Berjangka

Ilustrasi buku tabungan BRI dan BCA (IDN Times/Umi Kalsum)

Tabungan berjangka adalah produk simpanan di bank yang mengharuskan nasabah menabung secara rutin setiap bulan dengan jangka waktu tertentu, misalnya 1–5 tahun. Produk ini sering digunakan untuk tujuan spesifik seperti dana pendidikan, liburan, atau persiapan pensiun. Karena sifatnya disiplin, nasabah jadi lebih konsisten dalam menabung.

Kelebihannya, tabungan berjangka membantu melatih kebiasaan finansial yang teratur. Bank biasanya memberikan bunga lebih tinggi daripada tabungan biasa, dan ada hadiah atau keuntungan tambahan seperti asuransi jiwa gratis. Produk ini cocok untuk mereka yang sulit menabung sendiri, karena bank akan melakukan autodebet otomatis setiap bulan.

3. Reksadana via Bank (Reksadana Pasar Uang, Obligasi, Saham)

Ilustrasi Reksadana

Banyak bank kini menjadi agen penjual reksadana yang dikelola oleh manajer investasi. Nasabah bisa membeli reksadana pasar uang, pendapatan tetap (obligasi), campuran, hingga saham langsung melalui bank. Keuntungannya lebih tinggi dibanding deposito, meskipun risikonya juga lebih besar.

Kelebihannya, reksadana memberi kesempatan bagi nasabah untuk berinvestasi di pasar modal tanpa harus pusing mengelola portofolio sendiri. Modal awalnya relatif kecil (mulai Rp100 ribu–Rp500 ribu), sehingga lebih mudah diakses oleh banyak kalangan. Dengan berinvestasi lewat bank, nasabah juga merasa lebih aman karena proses transaksinya jelas dan transparan.

4. Obligasi Ritel (SBR, ORI, Sukuk Ritel)

Ilustrasi obligasi (freepik.com/pressfoto)

Bank juga menjadi mitra distribusi resmi pemerintah untuk menjual surat berharga negara seperti SBR, ORI, dan Sukuk Ritel. Produk ini memberikan kupon atau bunga tetap tiap bulan, serta dijamin 100% oleh pemerintah. Karena risikonya rendah, obligasi ritel sering disebut sebagai investasi aman sekaligus berkontribusi pada pembangunan negara.

Kelebihannya, obligasi ritel memberikan imbal hasil lebih tinggi daripada deposito dan tabungan. Selain itu, ada pilihan kupon tetap (fixed) yang membuat nasabah mendapat penghasilan rutin. Produk ini juga fleksibel, karena sebagian obligasi bisa diperdagangkan di pasar sekunder, sehingga nasabah bisa menjual sebelum jatuh tempo jika membutuhkan dana darurat.

5. Tabungan Emas atau Cicilan Emas

ilustrasi tabungan emas (pexels.com/Alex P)

Beberapa bank menyediakan layanan investasi emas dalam bentuk tabungan emas atau cicilan emas. Melalui produk ini, nasabah bisa membeli emas dalam jumlah kecil (gramasi rendah) secara bertahap, baik dengan setoran rutin bulanan maupun pembelian sekali bayar. Emas yang dibeli bisa disimpan dalam bentuk digital di rekening emas atau dicetak menjadi emas fisik sesuai kebutuhan.

Kelebihannya, emas dikenal sebagai aset lindung nilai yang cenderung stabil terhadap inflasi. Saat harga barang naik, nilai emas biasanya ikut meningkat sehingga daya beli nasabah tetap terjaga. Dengan tabungan emas di bank, investasi menjadi lebih mudah, aman, dan terjamin keasliannya. Selain itu, produk ini fleksibel karena bisa dicairkan kembali dengan cepat ketika nasabah membutuhkan dana tunai.

Dengan memahami berbagai jenis investasi yang ada di bank beserta kelebihannya, kamu bisa lebih bijak dalam menentukan produk yang paling sesuai dengan kebutuhan finansialmu. Apakah itu deposito yang aman, reksadana yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi, obligasi yang stabil, tabungan berjangka yang melatih disiplin, atau tabungan emas yang melindungi nilai uang dari inflasi, semuanya bisa menjadi pilihan tepat jika dikelola dengan strategi yang matang.

Editorial Team