Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, saat berbicara dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen melalui sambungan telepon pada 8 Desember 2020. (Facebook.com/Boris Johnson)
Meski pemerintahan Biden menekankan upaya untuk menyaingi Tiongkok dalam pertemuan itu, namun ternyata tidak semua kepala negara G7 setuju dengan langkah tersebut.
Seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan kepada CNN bahwa para pemimpin dunia di G7 memiliki perbedaan serius tentang cara terbaik untuk mendekati Tiongkok. Bahkan akibat panasnya debat mereka, tayangan video sempat dimatikan saat sesi menjadi sangat sensitif. Di mana negara-negara Eropa melawan Amerika Serikat, Inggris dan Kanada, yang mendesak tindakan lebih keras terhadap Tiongkok karena praktik otoriternya, termasuk praktek kerja paksa di provinsi Xinjiang barat.
Para pejabat juga menggambarkan masalah Tiongkok sebagai salah satu elemen paling menantang dari pertemuan G7.
Pejabat itu mengatakan Biden bergabung dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam mendorong tindakan lebih keras terhadap Tiongkok. Sementara Kanselir Jerman Angela Merkel, Perdana Menteri Italia Mario Draghi dan para pemimpin dari Uni Eropa berusaha untuk menekankan kerja sama dengan Tiongkok.