Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Jokowi Pamer Investasi Infrastruktur RI di Bloomberg New Economy 2025
Senior Minister Singapura, Lee Hsien Loong (kiri); bersama Presiden Ke-7 Indonesia, Joko Widodo. (x.com/jokowi).

Intinya sih...

  • Indonesia tengah berinvestasi besar pada infrastruktur fisik dan digital sebagai dasar memasuki era ekonomi cerdas, termasuk pembangunan jalan, pelabuhan, internet nasional, digitalisasi pembayaran, dan penguatan ekosistem startup.

  • Jokowi menegaskan bahwa teknologi—termasuk AI—adalah peluang, bukan ancaman, dan generasi muda serta UMKM harus dibekali keterampilan digital seperti coding, algoritma, machine learning, dan AI.

  • Kehadiran Jokowi di Bloomberg New Economy Forum 2025 menegaskan posisi Indonesia sebagai calon pusat pertumbuhan ekonomi global, sekaligus menunjukkan optimisme bahwa transformasi digital dan keterlibatan dalam industri kendaraan listrik memperkuat daya saing Indonesia di kancah internasional.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Presiden ke-7 RI, Joko "Jokowi" Widodo berpidato di Bloomberg New Economy 2025 di Singapura. Dia mengatakan, Indonesia tengah berinvestasi besar-besaran pada infrastruktur fisik dan digital sebagai fondasi menuju ekonomi cerdas (intelligent economy).

Jokowi juga menyampaikan perkembangan teknologi, termasuk akal imitasi (AI), bukan ancaman, melainkan peluang untuk menciptakan lebih banyak pekerjaan.

“Peluang kerja tidak akan hilang di era ekonomi cerdas. Saya sangat tidak setuju bahwa peluang kerja akan hilang,” kata dia dalam pidatonya disiarkan dalam Youtube Bloomberg New Economy, Jumat (21/11/2025).

Ia menambahkan, pemerintah dan dunia usaha harus memastikan generasi muda serta UMKM dibekali keterampilan digital seperti AI, coding, algoritma, dan machine learning. Jokowi menila, investasi masif dalam pembangunan infrastruktur fisik dan digital selama satu dekade terakhir telah menjadi pijakan penting untuk memasuki era ekonomi berbasis data dan teknologi.

Ekosistem startup, digitalisasi pembayaran, serta keterlibatan Indonesia dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik menjadi bukti kuat arah transformasi ekonomi Indonesia sudah tepat.

1. Jokowi hadiri Bloomberg New Economy Forum

Jokowi hadir dalam Bloomberg New Economy Forum 2025 yang berlangsung pada 19–21 November di Capella Singapore Hotel. Kehadirannya bukan sekadar sebagai tamu undangan, melainkan sebagai anggota Dewan Penasihat Ekonomi Baru (New Economy Advisory Board) bersama tokoh global seperti Mario Draghi, Rishi Sunak, dan Gina Raimondo.

Forum tahun ini mengusung tema “Thriving in an Age of Extremes”, yang membahas perubahan global mulai dari revolusi AI, proteksionisme, hingga dinamika geopolitik. Agenda forum juga dirancang untuk mengeksplorasi disrupsi teknologi, transisi energi, stabilitas finansial, dan risiko iklim.

Sebanyak 500 pemimpin berpengaruh dari sektor publik dan swasta hadir untuk membangun masa depan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dalam salah satu sesi, Jokowi menunjukkan optimisme Asia Tenggara, khususnya Indonesia, siap menjadi kekuatan ekonomi baru melalui inovasi dan kemampuan adaptasi teknologi.

2. Indonesia bangun pondasi infrastruktur fisik dan digital

Ilustrasi pembayaran dengan QRIS (IDN Times/Cokie Sutrisno)

Jokowi menegaskan, Indonesia telah membangun fondasi kuat melalui berbagai proyek strategis, mulai dari pembangunan jalan, pelabuhan, dan bandara, hingga perluasan jaringan internet nasional. Ia menyoroti keberhasilan Indonesia dalam menciptakan ekosistem startup yang kuat serta digitalisasi sistem pembayaran seperti QRIS yang kini digunakan secara luas.

“Kita harus memastikan bahwa mereka memahami dan mempelajari AI, coding, algoritma, dan juga machine learning,” ujarnya.

Transformasi digital Indonesia juga diperkuat oleh keterlibatan dalam industri kendaraan listrik, terutama rantai pasok baterai. Hal ini menjadi bukti Indonesia tidak hanya membangun dari sisi teknologi, tetapi juga mengembangkan strategi industrialisasi baru yang relevan dengan tren global. Jokowi optimistis dengan percepatan infrastruktur dan digitalisasi, Indonesia dan Asia Tenggara siap menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia.

3. Agenda padat Jokowi selama di Singapura

Selama tiga hari di Singapura, Jokowi mengikuti serangkaian agenda tingkat tinggi. Pada Rabu (19/11), ia menghadiri Government VIP Breakfast bersama Michael R. Bloomberg dan berbagai pemimpin global. Di malam hari, ia turut hadir dalam Gala Dinner di The Fullerton Bay Hotel, yang juga menampilkan wawancara langsung antara PM Singapura Lawrence Wong dan John Micklethwait dari Bloomberg.

Pada Kamis (20/11), Jokowi menghadiri Leadership Dinner tertutup bersama pimpinan Bloomberg dan anggota Dewan Penasihat. Agenda ini menjadi kesempatan penting bagi Jokowi untuk membahas arah ekonomi global bersama para pemimpin strategis dunia. Puncaknya pada Jumat (21/11), Jokowi memberikan Closing Address sebagai penutup forum, menegaskan posisi Indonesia dalam peta ekonomi global yang kian kompetitif.

Editorial Team