(Ilustrasi pertumbuhan ekonomi) IDN Times/Arief Rahmat
Lebih lanjut, Jokowi menceritakan tentang dirinya yang dihubungi oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) beberapa minggu lalu. Dari data OECD menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi hanya akan tumbuh hingga minus 6 dan minus 7,6 persen.
"Gambaran apa yang ingin saya sampaikan? Bahwa setiap bulan selalu berubah-beruabah, sangat dinamis dan posisinya tidak semakin mudah tapi makin sulit, -2,5 ganti sebulan berikutnya jadi -5, sebulan berikutnya jadi -6 sampai -7 persen, gambaran kesulitannya seperti itu," jelasnya.
Selain itu, lanjut Jokowi, OECD juga menyampaikan tentang pertumbuhan ekonomi negara-negara besar yang terdampak virus corona. Ia menyebut kontraksi yang dialami Indonesia tak sebesar negara-negara lainnya.
"Kita lihat beberapa negara, Prancis akan -17 persen, Inggris -15 persen, Jerman -11 persen, Amerika -9,7 persen, Jepang -8,3 persen, Malaysia -8 persen. Bayangkan isinya minus-minus dan minusnya adalah dalam posisi yang gede-gede seperti ini," tutur Jokowi.