ilustrasi APBN (IDN Times/Aditya Pratama)
Dalam acara itu juga, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit APBN di 2022 akan jauh lebih rendah dari perkiraan. Hal itu disebabkan oleh penerimaan negara yang melonjak.
"APBN tadi Bapak Presiden telah menyampaikan sebetulnya akhir tahun tadi disampaikan defisit di 2,49 persen. Kalau kita lihat APBN kita itu di desain dengan defisit 4,5 persen. Jadi ini 2 persen jauh lebih rendah, adjustment yang makin menguat, itu luar biasa untuk perekonomian," tutur Sri Mulyani.
Dia mengatakan, lonjakan penerimaan negara disebabkan oleh lonjakan nilai ekspor komoditas karena harga komoditas dunia naik. Lalu, ada juga sumbangan penerimaan negara dari industri yang telah berhasil menciptakan nilai tambah.
"Tentunya ada faktor komoditas yang tadi disampaikan. Tapi juga karena ada transformasi ekonomi yang menyebabkan ekonomi kita menciptakan nilai tambah lebih banyak. Itu menjadi sumber penerimaan negara yang cukup signifikan. Umpamanya Bapak Presiden sering mengatakan di Morowali yang banyak mendapatkan fasilitas fiskal, seperti tax holiday, namun kita mendapat penerimaan negara lebih dari Rp14 triliun dari pajak, bea keluar, dan lain-lain," ujar Sri Mulyani.