Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Proses pengumpulan garam secara tradisional di Jeneponto, Sulawesi Selatan. IDN Times/Muizzu khaidir

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo menyoroti tentang rendahnya penyerapan garam rakyat. Ia pun mengungkapkan hingga 22 September 2020, sebanyak 738 ribu ton garam rakyat tidak terserap oleh industri. Sementera, impor terus berjalan.

"Ini agar dipikirkan solusinya hingga rakyat, garamnya bisa terbeli," kata Jokowi dalam rapat terbatas yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Senin (5/10/2020).

1. Jokowi minta jajarannya cari jalan keluar agar kualitas produksi garam nasional tidak rendah

Proses panen garam di Jeneponto, Sulawesi Selatan. IDN Times/Muizzu Khaidir

Mengenai permasalahan penyerapan garam rakyat tersebut, Jokowi meminta jajarannya untuk mencari jalan keluar. Menurut dia, alasan garam rakyat tidak terserap dengan baik lantaran masalah kualitas garam yang rendah dan tidak bisa memenuhi standar industri.

"Masih rendahnya kualitas garam rakyat sehingga tidak memenuhi standar untuk kebutuhan industri. Ini harus dicarikan jalan keluarnya. Kita tahu masalahnya, tapi gak pernah dicarikan jalan keluarnya," ucap Jokowi.

2. Jokowi soal impor garam: dari dulu gitu terus, gak ada penyelesaian

Garam yang tersusun rapi di sepanjang jalan Paccelanga Jeneponto. IDN Times/Muizzu Khaidir

Jokowi mengatakan akar permasalahannya adalah kualitas garam nasional yang rendah sehingga harus segera diselesaikan. "Rendahnya produksi garam nasional kita sehingga kemudian cari yang paling gampang yaitu impor garam. Dari dulu gitu terus dan gak pernah ada penyelesaian," ucap Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo ini pun mencontohkan saat ini kebutuhan garam nasional mencapai 4 juta ton per tahun. Sementara itu, produksi garam nasional baru mencapai 2 juta ton per tahun.

"Akibatnya alokasi garam untuk kebutuhan industri masih tinggi yaitu 2,9 ton," tuturnya.

3. Jokowi ingin adanya langkah perbaikan agar tak lagi impor garam

Presiden Jokowi memberikan keterangan pers, Sabtu 3 Oktober 2020 (Dok.Biro Pers Kepresidenan)

Lalu, dia pun meminta adanya langkah perbaikan. Hal itu penting agar Indonesia bisa mengurangi impor garam. "Saya kira ini langkah-langkah perbaikan harus harus kita kerjakan mulai pembenahan besar-besaran pada supply chain, mulai hulu sampai hilir," jelas Jokowi.

Editorial Team