Presiden Jokowi dalam Rapat Paripurna DPR RI pada Jumat (14/8/2020) (Youtube.com/DPR RI)
Sebelumnya Presiden Jokowi, menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan mencapai 4,5 sampai 5,5 persen.
"Asumsi indikator ekonomi makro yang kami pergunakan adalah sebagai berikut. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mencapai 4,5 sampai 5,5 persen," kata Jokowi di Gedung DPR RI, Jumat (14/8/2021).
Tingkat pertumbuhan ekonomi ini diharapkan Jokowi dapat maksimal dengan didukung oleh peningkatan konsumsi domestik dan investasi sebagai motor penggerak utama.
Selain itu ia berharap inflasi akan tetap terjaga pada tingkat 3 persen untuk mendukung daya beli masyarakat. Pemerintah juga memperkirakan rupiah bergerak pada kisaran Rp14.600 per US Dollar.
"Selain itu, suku bunga SBN 10 tahun yang diperkirakan sekitar 7,29 persen. Harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan akan berkisar pada US$45 per barel. Lifting minyak dan gas bumi diperkirakan masing-masing mencapai 705.000 barel dan 1.007.000 barel setara minyak per hari," ujar Jokowi.
Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2021, pemerintah merencanakan defisit anggaran 5,5 persen dari PDB atau sekitar Rp971,2 triliun.
"Defisit ini lebih rendah dibandingkan defisit anggaran di tahun 2020 sekitar 6,34 persen dari PDB atau sebesar Rp1.039,2 triliun," kata Jokowi.