Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (PT KBI), Budi Susanto. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (PT KBI), Budi Susanto. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Anak usaha Holding BUMN Danareksa, yakni PT Kliring Berjangka Indonesia (PT KBI) tengah menggenjot bisnis sistem resi gudang (SRG). Pada Juli 2024, PT KBI telah menerbitkan 688 resi gudang (RG), naik 154,8 persen dibandingkan Juli 2023 yang hanya 270 RG.

Sebagai informasi, SRG adalah kegiatan yang berkaitan dengan penerbitan, pengalihan, penjaminan dan penyelesaian Transaksi Resi Gudang. Adapun Resi Gudang adalah dokumen atau bukti kepemilikan barang yang disimpan di dalam gudang dan diterbitkan oleh pengelola gudang yang telah mendapat persetujuan dari BAPPEBTI serta telah bekerjasama dengan PT KBI.

SRG bertujuan untuk memberdayakan petani dan pelaku usaha dimana komoditi yang dihasilkan mampu memberikan nilai ekonomi dan meningkatkan daya saing di perekonomian nasional dan internasional.

1. Pembiayaan bagi pelanggan RG PT KBI tembus Rp1,1 triliun

ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Saat ini, ada 22 komoditas yang masuk dalam SRG PT KBI, yakni gabah, beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet, rumput laut, rotan, garam, gambir, teh, kopra, timah, bawang merah, ikan, pala, ayam beku karkas, gula kristal putih (GKP), kedelai, tembakau, dan kayu manis.

Bagi petani, pengepul, ataupun produsen yang menggunakan layanan RG PT KBI, bisa mendapatkan pembiayaan setelah menyimpan komoditasnya.

Pada Juli 2024, pembiayaan yang disalurkan PT KBI telah mencapai Rp1,1 triliun, naik sebesar 95 persen secara year on year (yoy) atau dibandingkan Juli 2023 yang hanya Rp339 miliar.

2. SRG bisa jadi jurus tekan inflasi pangan

ilustrasi bahan pokok.(IDN Times/Aditya Pratama)

Direktur Utama PT KBI, Budi Susanto mengatakan, SRG bisa menjadi cara untuk menekan inflasi pangan. Sebab, petani bisa menyimpan hasil panennya, dan menjualnya kembali di saat panen sudah berakhir, sehingga bisa mencegah penurunan harga saat panen, dan kenaikan harga yang drastis saat tak ada musim panen.

“Jika petani dapat memanfaatkan SRG dan ekosistem yang mengelilinginya, petani dapat melakukan tunda jual sambil menunggu pergerakan harga dan mendapatkan pembiayaan untuk melakukan produksi komoditas selanjutnya,” ucap Budi di Jakarta, Kamis (15/8/2024).

3. PT KBI gaet Pemda buat genjot pemanfaatan resi gudang

Ilustrasi Bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)

PT KBI dan anak usahanya, PT Kliring Perdagangan Berjangka Indonesia (PT KPBI) menggaet pemerintah provinsi (Pemprov) untuk menjalankan Program Korporasi Petani dengan tujuan agar Ekosistem Perdagangan Komoditas dapat menjangkau seluruh petani Indonesia.

Demi mengendalikan inflasi dan mendorong kemandirian petani, PT KBI bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Provinsi Sumatra Barat, dan BUMN di Kawasan Industri untuk membentuk Korporasi Petani.

Korporasi Petani dibuat untuk mengubah pola pikir petani dari produsen saja menjadi produsen dan entrepreneur secara bersamaan. Petani diharapkan untuk tidak hanya fokus pada proses on-farm (selama masa bercocok tanam), tetapi juga memperhatikan aspek off-farm (setelah masa panen).

“Kami memiliki mimpi yang besar untuk perkembangan Ekosistem Perdagangan Komoditas ini, kami ingin membangun integrasi dari ketiga lini bisnis yang kami punya, yaitu SRG, PLK (Pasar Lelang Komoditas) dan PBK (Perdagangan Berjangka Komoditi),” tutur Budi.

Lebih lanjut, komoditas yang sudah disimpan dalam gudang RG dapat diperjualbelikan dalam pasar lelang sehingga tercipta transparansi harga dan pada akhirnya menjadi price reference bagi bursa komoditas untuk digunakan sebagai acuan harga trading.

“Kami juga memproyeksikan pemanfaatan RG akan terus mengalami peningkatan dalam waktu mendatang,” ujar Budi.

Editorial Team