Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi online shopping (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)
ilustrasi online shopping (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Intinya sih...

  • Marketplace unggul di kemudahan transaksi

  • Sistem pembayaran, pengiriman, hingga perlindungan konsumen sudah tersedia

  • Konversi lebih mudah terjadi, tapi sering tertekan margin

  • Media sosial kuat di hubungan dan kepercayaan

  • Konten, interaksi, dan cerita membuat konsumen merasa lebih kenal dengan brand

  • Proses butuh waktu dan konsistensi tanpa strategi konten yang jelas

  • Perbedaan besar ada di biaya tersembunyi

  • Marketplace: biaya admin, persaingan harga ketat, ruang branding terbatas

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak pebisnis bingung saat harus memilih fokus jualan. Marketplace terlihat menjanjikan karena trafik sudah siap, sementara media sosial terasa lebih fleksibel dan personal. Keduanya sama-sama ramai dipakai, tapi hasil akhirnya sering berbeda jauh.

Masalahnya, banyak yang membandingkan tanpa benar-benar memahami karakter masing-masing kanal. Akhirnya strategi setengah-setengah, capek di operasional, tapi untung tidak maksimal. Untuk tahu mana yang lebih menguntungkan, perlu melihatnya lebih jernih.

1. Marketplace unggul di kemudahan transaksi

ilustrasi melakukan belanja online (pexels.com/Negative Space)

Marketplace dirancang untuk mempermudah jual beli dari awal sampai akhir. Sistem pembayaran, pengiriman, hingga perlindungan konsumen sudah tersedia. Hal ini membuat proses transaksi terasa cepat dan minim hambatan.

Bagi pebisnis, ini berarti konversi lebih mudah terjadi. Namun, kemudahan ini dibayar dengan biaya admin, persaingan harga ketat, dan ruang branding yang terbatas. Untung ada, tapi sering tertekan margin.

2. Media sosial kuat di hubungan dan kepercayaan

ilustrasi scroll media sosial (pexels.com/cottonbro)

Media sosial tidak langsung menjual, tapi membangun kedekatan. Konten, interaksi, dan cerita membuat konsumen merasa lebih kenal dengan brand. Keputusan beli sering datang karena percaya, bukan sekadar murah.

Keuntungannya, bisnis punya kontrol penuh atas citra dan komunikasi. Namun, prosesnya butuh waktu dan konsistensi. Tanpa strategi konten yang jelas, jualan bisa sepi meski follower banyak.

3. Perbedaan besar ada di biaya tersembunyi

ilustrasi cek reputasi toko online (pexels.com/AS Photography)

Marketplace terlihat mahal di awal karena potongan dan iklan berbayar. Tapi biaya ini relatif jelas dan terukur. Pebisnis tahu berapa yang keluar untuk setiap transaksi.

Di media sosial, biaya sering terasa “tidak terlihat”. Waktu bikin konten, balas chat, dan bangun engagement jarang dihitung sebagai biaya. Padahal, jika tidak disadari, ini juga menguras energi dan sumber daya.

4. Skalabilitas bisnis tidak sama

ilustrasi promosi di media sosial (pexels.com/plann)

Marketplace memudahkan bisnis berkembang cepat dalam volume. Saat produk cocok dengan pasar, penjualan bisa melonjak drastis. Namun, ketergantungan pada platform cukup tinggi.

Media sosial lebih lambat di awal, tapi kuat untuk jangka panjang. Brand yang sudah dipercaya bisa bertahan meski algoritma berubah. Skalanya mungkin tidak secepat marketplace, tapi lebih stabil.

5. Yang paling untung adalah yang tahu perannya

ilustrasi kupon online shop (pexels.com/kaboompics)

Masalahnya bukan memilih salah satu, tapi salah menempatkan fungsi. Marketplace cocok untuk transaksi cepat dan volume, media sosial cocok untuk membangun brand dan loyalitas. Saat keduanya dicampur tanpa strategi, hasilnya sering tidak optimal.

Bisnis yang cerdas tahu kapan harus agresif di marketplace dan kapan menguatkan media sosial. Kombinasi yang tepat justru membuka peluang untung lebih besar. Fokus bukan di platform, tapi di tujuan.

Kesimpulannya, tidak ada jawaban mutlak mana yang lebih menguntungkan. Marketplace unggul di kecepatan jualan, media sosial unggul di kekuatan hubungan. Untung atau rugi sangat bergantung pada cara memanfaatkannya.

Bisnis yang tahan lama biasanya tidak terjebak debat platform. Mereka fokus membangun sistem yang saling mendukung. Dari situlah keuntungan yang lebih sehat dan berkelanjutan bisa tercapai.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team