Jakarta, IDN Times – Mastercard merilis laporan terbarunya yang berjudul "Recovery Insights: Small Business Reset" pada Jumat, (22/10/2021). Laporan ini dibuat untuk menjelaskan dampak dari krisis kesehatan global dan upaya pemulihan ekonomi yang tengah berjalan terhadap usaha kecil di seluruh dunia.
Laporan ini mencakup 19 negara di seluruh dunia, termasuk Australia, Hong Kong, Jepang, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa pada masa puncak krisis, tingkat penjualan dari usaha kecil dan menengah (UKM) tertinggal hingga sebesar 20 poin, dibandingkan perusahaan-perusahaan besar. Akan tetapi, 2021 menunjukkan tren peningkatan. Total penjualan UKM naik 4,5 persen selama Agustus 2021 year-to-date (YTD) dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020. Sementara itu, penjualan e-commerce tumbuh 31,4 persen secara global.
“Sementara bisnis dari segala ukuran terkena dampak negatif akibat pandemi, ketergantungan pada dukungan UKM lokal dan minimnya infrastruktur digital telah membuat UKM di Asia Pasifik mengalami masa-masa yang jauh lebih sulit pada mulanya,” kata Chief Economist, AP and MEA, Mastercard Economics Institute (MEI), David Mann.
“Di tengah pembatasan mobilitas dan tidak adanya strategi untuk menghadapi COVID, e-commerce menjadi penyambung kehidupan bagi organisasi untuk bertahan di tengah pandemi. Namun demikian, percepatan peralihan ke platform digital telah membuka jalan bagi generasi wirausahawan muda, dan Mastercard melihat adanya lonjakan pendatang baru yang memanfaatkan peluang tersebut,” David menambahkan.